Pembukaan Pariwisata Gili Ditarget Pertengahan Juni

SATU PINTU: Penyeberangan ke tiga gili diberlakukan satu pintu di Pelabuhan Bangsal. Petugas juga memperketat arus masuk ke gili dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.( HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)
SATU PINTU: Penyeberangan ke tiga gili diberlakukan satu pintu di Pelabuhan Bangsal. Petugas juga memperketat arus masuk ke gili dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.( HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Dinas Pariwisata NTB memberikan target kepada Pemerintah KLU untuk membuka pariwisata Gili Trawangan, Meno, dan Air pada minggu kedua Juni.

Berbagai persiapan harus dimantapkan untuk memulai kondisi normal baru. “Minggu kedua bulan Juni ini sudah mulai buka (menerima kunjungan wisatawan) secara bertahap,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB M. Faozal saat rapat virtual dengan Bupati KLU Najmul Akhyar, jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, pelaku wisata gili, serta gugus tugas covid-19, Selasa (2/6) kemarin.

Diungkapkan, objek wisata gili adalah yang pertama akan dibuka di NTB, mengingat di gili tidak ada kasus positif covid-19. Artinya masih zona hijau. Itu semua berkat kerja keras pemerintah daerah bersama pemeritah desa, serta tim gugus tugas.

Adapun dalam pembukaan nanti, harus tetap mengacu protap covid-19. Dan dalam hal ini, perlu kerja sama semua pihak. “Kita harus persiapkan tiga gili tetap satu pintu penyeberangan di Pelabuhan Bangsal,” ucapnya.

Ia juga meminta dua puskesmas yang ada di Kecamatan Pemenang, yaitu Puskesmas Pemenang dan Puskesmas Nipah menjadi tempat pemeriksaan pengunjung sebelum ke gili. Di puskesmas itu disiapkan tenaga medis khusus untuk memeriksa wisatawan. Untuk Puskesmas Pemenang akan melayani wisatawan yang datang melalui Pusuk, kemudian wisatawan yang datang dari jalur Senggigi diperiksa di Puskesmas Nipah. “Untuk di Pelabuhan Bangsal tetap dilakukan pemeriksaan juga,” terangnya.

Draf protap pemeriksaan wisatawan disusun kemudian disampaikan ke gugus tugas tingkat provinsi. Karena itu, jajaran Pemda KLU harus mempersiapkan segala sesuatu serta detailnya di lapangan agar segera ditetapkan. “Kita minta jajaran Pemda Lombok Utara me-list kebutuhan detail di lapangan,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati KLU Najmul Akhyar mengatakan, persiapan pembukaan tiga gili memang sudah didiskusikan dengan Gubernur dan jajaran pelaku pariwisata. Dalam rangka pemulihan harus berani melakukan pembukaan destinasi wisata. Apalagi tiga gili merupakan zona hijau. Tetapi dalam hal ini memang harus ada persiapan. “Untuk new normal pun membutuhkan modal. Bagaimana memudahkan untuk mengakses perbankan. Itu harus difasilitasi antara pengusaha dengan perbankan,” katanya.

Ia pun menawarkan agar masyarakat yang hendak berkunjung ke tiga gili agar melakukan rapid test mandiri di masing-masing kabupaten asal. Jika dilakukan di Pelabuhan Bangsal dan dua puskesmas di KLU, tentu membutuhkan anggaran besar, serta waktu yang cukup lumayan.

Dalam kondisi biasa, yang menyeberang ke gili 500 orang per hari. Kalau normal itu mencapai 2000-an. Lantas bagaimana memeriksa kesehatan pengunjung dalam jumlah banyak itu. Belum lagi hasil rapid test hanya berlaku tiga hari. Dan dalam hal ini, mekanisme penerimaan tamu harus diklirkan terlebih dahulu.

Terkait persiapan dua puskesmas sebagai tempat rapid test, pihaknya sah-sah saja. Asal pemerintah provinsi membantu tenaga medis, serta membantu ketersediaan alat pengecekan kesehatan yang lebih canggih.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU Vidi Ekakusuma mengatakan, penerimaan wisatawan harus melalui protap yang berlaku secara nasional dan provinsi. Protapnya masih disusun. Dan seiring penyusunan protap, saat ini pekerja jasa wisata sudah mulai masuk kerja di gili. Mereka melakukan pembersihan dan perbaikan properti. “Sekarang kita memberikan pekerja masuk dulu untuk mempersiapkan properti di tiga gili,” katanya. (flo)

Komentar Anda