Pembangunan Rest Area Dinilai Pemborosan Anggaran

PEMBOROSAN : Rencana pembanguan rest area atau tempat persinggahan dinilai pemborosan anggaran. (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Pimpinan di DPRD Kota Mataram memberikan peringatan keras ke Pemkot Mataram terkait dengan rencana pembangunan “rest area” atau tempat istirahat sementara di pintu masuk bagian timur Kota Mataram.

Rencana tersebut secara tiba-tiba masuk dan tidak ada dalam draf dokumen pembangunan di RPJMD tahun 2021-2026. Wacana proyek tersebut menelan anggaran Rp 3 miliar.

“Lebih baik uang Rp 3 miliar tersebut dipakai tuntaskan kemiskinan ekstrem di Kota Mataram, rest area tidak efektif. Seperti di Jakarta saja, banyak jadi bangunan kosong tidak berfungsi,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Abd Rahman kepada Radar Lombok, Jumat (24/3).

Dari wacana Pemkot Mataram, untuk lahan membangun ‘rest area’ sudah disiapkan 1.000 meter persegi, lokasinya persis sebelum gapura pintu masuk Kota Mataram bagian timur di Gerimak. Pembebasan lahan untuk rest area sudah dilakukan dengan anggaran sekitar Rp3 miliar.

Selama ini pembangunan yang tidak efektif sudah sangat banyak di Kota Mataram. Seperti tugu mataram metro di jalan lingkar selatan yang sudah menelan anggaran Rp 11 miliar dari APBD Kota Mataram. Sekarang ini ikonik Kota Mataram tersebut tidak berfungsi seutuhnya jauh dari perencanaan awal.

Dia berharap, sejumlah wacana dalam proyek pembangunan di Kota Mataram yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat saat ini. Bukan sekadar gaya-gayaan, membangun mega proyek namun tidak ada manfaat yang diterima masyarakat.

Sementara itu, Ketua Fraksi Amanah Bangsa Ahmad Azhari Gufron menyebutkan, untuk pembangunan rest area dari awal memang ada konsep yang diberikan Pemkot Mataram, namun tetunya ini perlu dilakukan kajian kembali. Karena kawasan tersebut, juga kawasan macet selama ini.

Rest area dinilai tidak efektif, belajar dari beberapa kota yang sudah menerapkan selama ini banyak tidak berjalan, justru menjadi bangunan kumuh.

Sebelumnya, Kepala Dinas DLH Kota Mataram H Kemal Islam menyebutkan, hasil pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Mataram tidak hanya dinikmati warga Kota Mataram, melainkan juga warga luar kota yang tentunya bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di kota ini.

“Warga luar kota datang tentu membawa uang, dan berbelanja di kota. Ini tentu memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat kota,” katanya.

Sementara itu terkait dengan target pembangunan fisik, Kemal mengatakan, setelah lahan dibebaskan tahap selanjutnya akan dilakukan perencanaan pembangunan sedangkan fisik ditargetkan pada 2024. “Anggaran pembangunan fisik ‘rest area’ ini di atas Rp2 miliar, sementara anggaran pemerintah kota sangat terbatas. Jadi pembangunan mungkin dilakukan bertahap,” katanya.

Menurutnya, dalam konsep pembangunan “rest area” seperti taman kota dan akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti tempat bermain anak-anak, lapak usaha mikro kecil menengah (UMKM), tempat interaksi, dan toilet. “Konsepnya seperti Taman Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela,” singkatnya. (dir)

Komentar Anda