Pembangunan Dermaga Telong Elong Mangkrak

DERMAGA TELONG ELONG: Tampak bangunan ruang tunggu yang ada di lokasi Dermaga Telong-Elong, Kecamatan Jerowaru, yang pembangunannya tak juga dilanjutkan, tanpa diketahui apa penyebabnya (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Masyarakat kini mempertanyakan nasib pembangunan Dermaga Telong Elong oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Hubkominfo) NTB, yang hingga kini tak kunjung dilanjutkan. Bahkan pembangunan dermaga yang telah menghabiskan uang miliaran rupiah ini sekarang hanya digunakan sebagai tempat orang mabuk-mabukan.

Seperti pengakuan salah satu warga yang enggan namanya dikorankan, keberadaan Dermaga Telong Elong ini hanya digunakan sebagai lokasi anak-anak muda berkumpul, untuk melakukan hal-hal yang dapat meresahkan warga, seperti mabuk-mabukan.

“Yang saya tau, dermaga ini hanya digunakan untuk tempat mabuk-mabukan saja oleh anak-anak muda. Jarang ada instansi terkait yang datang kesini. Lihat saja kaca-kacanya saja sudah banyak yang pecah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Rp 7 Miliar untuk Dermaga Gili Air

Anehnya lagi kata dia, bangunan dermaga yang seharusnya dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat Desa Jerowaru ini begitu sangat tertutup, dan hanya dimanfaatkan oleh orang kepercayaan dari provinsi yang di tunjuk sebagai pemegang kunci.

“Masyarakat sini tidak ada yang bisa masuk ke sana, kecuali kalau orang yang menjadi kepercayaan pemerintah sebagai pemegang kunci bangunan itu yang mengajaknya masuk,” sesalnya.

Camat Jerowaru, Lalu Ahmad Zulkifli ketika dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui apa penyebab pembangunan Dermaga Telong-Elong belum bisa dilanjutkan. Padahal Dinas Perhubungan NTB pernah memintanya membuat proposal untuk pembuatan jalan. “Kalau tidak salah pada tahun 2014 pernah diajukan proposal. Tapi hingga saat ini kita belum mendapat tanggapan, kapan akan mulai di bangun lagi,” sebutnya.

Baca Juga :  Dishub Lombok Timur Bangun Dermaga Senilai Rp 12 Miliar

Sementara mengenai proyek pemerintah yang kini dijadikan sebagai tempat para remaja (mabuk-mabukan), pihaknya hanya menerima dari laporan saja. Sedangkan untuk kepengurusan dan pengawasan, pihaknya tidak pernah mendapatkan amanah dari pemerintah pusat. “Jika kita diberikan amanah, kita pasti akan melakukan pengawasan terhadap proyek itu. Tapi jujur saya tidak pernah dapat informasi apa-apa dari dinas,” jelasnya.

“Tahun 2014 pernah kita diminta mengusulkan proposal sebanyak Rp 70 miliar untuk pelebaran dan pembuatan jalan yang akan melewati Pelambik-Potombako, hingga tembus ke dermaga, dan tidak melewati jalan yang ada di Jor,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda