Peluncuran Muara Rambang Makan Korban

Muara Rambang
MENINGGAL: Jenazah Muamar Hardiansyah sedang dikerumuni keluarga dan kerabatnya di rumah duka. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG – Peluncuran menage (muara) Rambang Desa Surabaya Kecamatan Sakra Timur, meminta tumbal. Seorang bocah bernama Muamar Hardiansyah tewas saat peluncuran muara tersebut menjadi salah objek desa wisata setmpat, Sabtu (17/11).

Kabarnya, korban tewas mandi di muara itu. Bocah 7 tahun asal Dusun Gubuk Lauk Desa Surabaya ini, mandi tanpa pengawalan keluara dewasanya. Kronologis penyebab kematian korban beawal sekitar pukul 14.14 Wita. Waktu itu, korban bersama kakeknya hendak ke pantai mencari ikan.

BACA JUGA: Lotim Darurat Kasus Pelecehan Seksual Anak

Setibanya di pantai, korban meminta izin kepada kakeknya untuk mandi di muara. Kakenya pun mengizinkan. Kebetulan, kakeknya waktu itu juga ikut bergotong royong membersihkan sekitar muara. Membantu pemerintah desa setempat yang sedang bedah mantange untuk di-launching sebagai salah satu objek wisata desa.

Selang 15 menit kemudian, kakek berusaha mengawasi cucunya dari jarak jauh. Tapi cucu yang diawasi tidak kelihatan. Barulah kakeknya curiga dengan keberadaan bocah itu. Sang kakek bersama warga lainnya kemudian berusaha mencari, tapi tidak menemukan cucunya.

Keluarga korban berusaha menanyakan perihal bocah itu ke orang yang dikenalnya. Tapi semuanya menyatakan, bahwa bocah itu sedang mandi bersama ratusan bocah lainnya. Barulah kakek korban berinisiatif untuk menyelam.

Pencarian itu membuahkan hasil, korban ditemukan tergeletak di dasar muara. Sang kakek kemudian mengangkat tubuh cucunya yang sudah lemas di dalam air itu. Bersama warga, korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Labuhan Haji untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

Oleh petugas kesehatan setempat, korban yang sudah lemas itu dinyatakan meninggal dunia. Keluarga korban akhirnya dengan duka mendalam membawa jenazah korban pulang ke rumah duka. Korban langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Minggu kemarin (18/11).

Kapolsek Sakra Timur, IPDA Ahman Amin menyatakan, pihaknya sudah melakukan identifikasi peristiwa itu. Hasilnya, korban murni meninggal karena kecelakaan. Keluarga korban sudah mengikhlaskan kepergian bocah itu dan sudah memakamkannya. ‘’Keluarga korban sudah mengikhlaskannya,’’ ungkap Ahman kepada Radar Lombok, kemarin.

Kepala Desa Surabaya, Rifai Pajrin yang dimintai tanggapannya menerangkan, kejadian ini merupakan musibah dan kelalaian pihak keluarga. Sebelum acara dimulai, pihak penyelenggara sudah mengimbau kepada semua masyarakat untuk berhati-hati dan tetap menjaga keluarga, terutama anak-anak saat mandi. “Saat korban mandi, bukan hanya satu orang yang mandi, tapi banyak anak-anak yang mandi termasuk panitia,” katanya.

Rifai memaparkan, sebelum acara bedah menange dimulai, panitia penyelenggara mengadakan lomba layang-layang yang merupakan bagian dari rangkaian acara. Rangkaian acara itu cukup menyedot fokus masyarakat untuk menyaksikan. Barulah acara bedah menange dimulai. “Saya tahu ada anak yang hilang setelah salah seorang masyarakat kami memberitahukan. Setelah kita cari bersama-sama, akhirnya ditemukan di tempat anak ini mandi,” terangnya.

Disampaikannya juga, di lokasi menange ini juga bukan kali ini saja terjadi musibah yang menyebabkan orang meninggal dunia. Tetapi korban Muamar Hardiansyah ini merupakan korban yang keempat yang sudah ditemukan meninggal. “Tapi karena bertepatan dengan kita me-launching wisata ini memakan korban, banyak orang beranggapan ini sebagai tumbal. Padahal ini musibah yang hanya kebutulan saja,” akunya.

BACA JUGA: Biadab, Ayah Perkosa Anak Tiri

Dengan adanya yang meninggal di lokasi wisata ini, sambungnya, pihak desa tetap akan menjalankan program ini karena bertujuan memberikan penghidupan bagi masyarakat sebagai lokasi pemuda berkarya dan berkreasi. Juga sebagai salah satu cara mengurangi penganguran di tingkat desa. ‘’Tapi dengan adanya musibah ini juga sebagai salah satu kita melakukan introspeksi dan melihat kekurangan-kekurangan kita,” jelasnya.

Untuk itu, katanya, agar tidak ada kejadian-kejadian serupa kedepan, pihak desa berencana akan menggunakan menange Rambang ini sebagai lokasi air. Tentunya pengunjung yang akan datang nantinya akan disiapkan berbagai fasilitas untuk menjaga diri. “Jadi kita tetap akan melanjutkan lokasi ini sebagai lokasi wisata, tetapi tentunya kita akan menyiapkan fasilitas untuk menjaga diri seperti salah satunya pelampung,” paparnya. (wan)

Komentar Anda