Pelaku Wisata Kembang Kuning Menjerit

Pengunjung Sepi, Banyak Beralih Profesi

illustrasi (ist)

SELONG – Sektor pariwisata Lombok Timur berada dalam posisi terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sejumlah destinasi wisata unggulan   di daerah ini sedang berjuang untuk bangkit di tengah ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Kondisi itu  juga dirasakan para pelaku wisata Desa Kembang Kuning Kecamatan Sikur. Pelaku wisata di desa  wisata ini makin menjerit di tengah sepinya kunjungan, terutama usaha penginapan. Angka kunjungan anjlok. Padahal sebagian besar masyarakat setempat bergantung hidup dari sektor pariwisata.” Sejak Januari ketika kasus Covid pertama di NTB dari Lotim, dari situ tamu mulai tidak ada yang datang,” ungkap Ketua Pokdarwis Kembang Kuning, Roni, kemarin (27/9).

Menurunnya  angka  kunjungan sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Sepinya tamu yang datang memaksa mereka harus beralih profesi.” Ada yang  beralih profesi sebagai petani, usaha ikan dan kegiatan lain. Intinya Covid ini sangat berdampak terhadap sektor Wisata Desa Kembang Kuning,” ungkapnya.

Begitu halnya dengan usaha penginapan. Karena  penghasilan drop, memaksakan mereka juga harus merumahkan karyawan. Sebelum covid, usaha penginapan di desa itu mampu meraup keuntungan besar  perbulan. Namun  sekarang tidak tentu bahkan tidak ada sama sekali.” Pengasilan bukan turun lagi, tapi bisa kita katakan sudah mati. Begitu juga teman teman kita guide. Jika sebelumnya mereka bisa berpenghasilan Rp 3 juta perbulan, sekarang nol,” keluhnya.

Hanya satu yang sedikit menguntungkan terang dia, karena terpilihnya Kembang Kuning mewakili NTB mengikuti lomba kampung sehat tingkat NTB. Ini membuat berbagai kegiatan pemerintah seperti pelatihan, seminar diarahkan digelar di desa tersebut.” Cuma dari situ kita bisa dapat. Tidak seberapa jika kita bandingkan sebelum Covid tapi itu cukup untuk biaya makan sehari- hari,” tambah Roni.(lie)

Komentar Anda