Pelajar Terlanjur Nikah Dini, Diminta Tunda Kehamilan

MEMBERIKAN: Muhadjir Effendy saat memberikan bantuan kepada anak- anak di Desa Teratak, Jumat (28/8). (M.HAERUDDIN/ RADAR LOMBOK)
MEMBERIKAN: Muhadjir Effendy saat memberikan bantuan kepada anak- anak di Desa Teratak, Jumat (28/8). (M.HAERUDDIN/ RADAR LOMBOK)

PRAYA— Pernikahan dini di Provinsi NTB terutama dari kalangan pelajar selama pandemi Covid-19 ini cukup tinggi.

Pemerintah pusat memberikan perhatian khusus untuk menekan lonjakan pernikahan dini ini. Hanya saja, bagi yang sudah terlanjur melakukan pernikahan dini, agar mereka menunda kehamilan.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy menegaskan, pihaknya memang sudah mendapatkan laporan bahwa di Provinsi NTB semakin marak pernikahan dini selama Covid-19. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus agar tidak terjadi terus menerus. “Dari Kementrian Sosial dan Kementerian Kesehatan sudah turun untuk memberikan penyuluhan. Tapi kalau memang sudah terlanjur melakukan pernikahan dini, maka diusahakan segera untuk jangan hamil dulu sampai betul- betul menunggu usia kehamilannya siap,” ungkap Muhadjir Effendy saat melakukan kunjungan kerja di Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara, Jumat kemarin (28/8).

Ia menegaskan,dari ahli kesehatan sudah menjelaskan bahwa jika memang orang yang melakukan pernikahan dini dan langsung hamil, maka sangat berbahaya untuk anak dan ibu hamil tersebut. Karena kesiapan mental juga perlu untuk menghadapi kelahiran nantinya. “Kalau menikah dini dan langsung hamil, maka pertumbuhan ibu ini akan langsun terhenti. Karena pertumbuhan diambil alih oleh janin, dan si ibu tidak bisa tumbuh lagi. Karena itu jangan sampai hamil di usia yang belum siap di atas 20 tahun. Maka di atas 21 tahun baru bisa hamil normal,” terangnya.

Jika terlalu cepat hamil maka nanti ketika tua tulang akan cepat keropos tulang, menjadi bungkuk dan penyakit lain akan menyertai. “Makanya saya mohon di Provinsi NTB untuk menunda perkawinan. Maka orang tua harus memiliki peran penting untuk menyiapkan keluarga yang betul- betul siap secara ekonomi, mental, keagamaan dan siap secara kesehatan,”tegasnya.

Pihaknya memang sudah menerima laporan dari kepala BKKBN pusat dan ditindaklanjuti dengan menurunkan tim ke Provinsi NTB. “Dari BKKBN sudah menurunkan tim untuk melakukan penyuluhan tentang itu (Pernikahan dini,red),”terangnya.

Ia menegaskan, memang tidak bisa dinafikan akibat pandemi ini membuat orang tua juga sangat merasakan bagaimana beratnya menjadi seorang guru. Karena memang ketika penerapan belajar dari rumah ini,maka peran orang tua sangat dibutuhkan untuk bagaimana menjaga dengan baik anak- anak mereka untuk mencegah pernikahan dini. “Jadi sekarang tahu rasanya tidak enak menjadi seorang guru untuk mendidik, tapi meski ditengah ujian ini maka kita harus segera bangkit. Karena memang jika kita lolos menghadapi ujian maka derajat kita akan dinaikan. Yang jelas kalau sudah terlanjur menikah dini agar menunda kehamilan dulu,”terangnya.(met)

Komentar Anda