Pelajar di Gili Butuh Transportasi

Pelajar di Gili Butuh Transportasi
NYEBERANG: Anak-anak pelajar dari Pulau Maringkik menyeberangi laut kala berangkat sekolah di pagi hari. (Irwan/Radar Lombok)

SELONG–Minimnya angkutan dan transportasi menuju daratan induk  dikeluhkan anak-anak yang berada di Pulau Maringkik, Tanjung Luar Lomnbok Timur. Keluhan ini karena mereka harus setiap hari menumpang pada perahu nelayan saat hendak pulang dan pergi ke sekolah.

Kepala SDN 5 Pemongkong, Ismail mengatakan kendaraan berupa perahu sangat diperlukan oleh anak-anak yang bersekolah di pulau itu. Pasalnya, anak-anak yang bersekolah di daratan induk kerap terlambat sampai di sekolah.

“Hampir setiap hari terkendala transportasi. Anak-anak kita ini sangat bergantung pada perahu nelayan yang hendak menyeberang,” ungkapnya, Sabtu (7/10).

Anak-anak SMA yang berasal dari Pulau Gili Beleq, jelasnya, jumlahnya puluhan orang. Dimana anak-anak ini setiap hari mau berangkat sekolah harus menunggu orang tuanya pulang melaut yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Akibatnya, jika orangtua mereka pulang telat, praktis akan telat pula mereka datang ke sekolah.

Baca Juga :  PGRI Ingatkan Pemerintah Serius Angkat Guru

Sementara itu, Kepala Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kecamatan Jerowaru, Lalu Mustafa Bakri, mengaku prihatin dengan kondisi anak-anak asal pulau-pulau di Lotim bagian selatan. Umumnya pelajar yang akan menyeberang saat pagi hari adalah mereka yang sudah belajar di SMA/SMK.

“Di Gili tidak ada SMA, sehingga anak-anak kita ini harus belajar ke SMA Jerowaru, MA Jerowaru dan harus menempuh jalur laut,” ucapnya.

Baca Juga :  Guru P3K Lulus Seleksi Mesti Tunggu Masa Sanggah

Disampaikanya, saat ini pemerintah sudah memberikan sampan untuk Anak SD/SMP Satap saja. PRaktis, anak-anak setiap hari harus menunggu orang tuanya pulang melaut. Dengan begitu pihaknya berharap kepada pemerintah agar memberikan perhatian kepada anak-anak SMA/SMK untuk diberikan bantuan perahu pula.

Sementara itu, siswa SMP 4 Jerowaru, Ade Aprian mengaku, ia kerap datang terlambat kesekolah karena harus menunggu orang tuanya pulang melaut. Meski demikian, ia tidak pernah ingin berhenti sekolah gara-gara transportasi minim. “Meski berasal dari Gili, tapi orang tua selalu mengantar tepat waktu, meski sesekali harus datang terlambat akibat cuaca buruk,” akunya. (cr-wan)

Komentar Anda