MATARAM – Sebanyak 27 pejabat eselon II Pemkot Mataram menjalani prses assessment (penilaian) di aula lantai tiga kantor Wali Kota Mataram kemarin. Semula jumlah yang ikut 32 pejabat, namun 5 orang tidak ikut karena sudah menjalani assessment sebelumnya. Sementara satu orang tidak kuat ikut ujian dan minta izin tidak ikut.
Satu pejabat yang izin itu adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) H. Saipul Mukmin. Ia izin lantaran kelelahan karena baru pulang menunaikan ibadah haji. Ia tiba-tiba sakit setelah menjalani tes tulis. “ Saya minta izin. Nanti akan saya ikut perbaikan karena kondisi badan masih sakit,” katanya kepada Radar Lombok kemarin.
Ia lantas pulang setelah mengantongi izin dari Sekda. Ia akan menerima jadwal selanjutnya, menyusul semua proses assessment.
Sekda Kota Mataram H. Effendi Eko Saswito mengakui yang bersangkutan sakit. Karena itu diberikan waktu untuk beristirahat. “ Yang sakit kita berikan izin,” katanya.
Sekda langsung melakukan pemantuan. Kepala Dinas Kesehatan H. Usman juga diberikan izin istirahat karena menderita penyakit jantung. Namun saat didekati, ia mengaku masih kuat menjalani proses tes. Ia mengatakan telah membatalkan jadwal keberangkatan ke salah satu rumah sakit di Jakarta untuk keperluan berobat.
Berdasarkan pantauan koran ini, para pejabat serius menjalani ujian. Diantara yang terlihat adalah Sekretaris DPRD Kota Mataram, Aria Darma dan Kepala BPBD Dedi Supriadi.
Eko sendiri berjanji hasil assessment objektif dan tidak sekedar formalitas. Hasilnya akan menjadi bahan pertimbangan Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh menggelar mutasi. “ Bisa saja hasilnya tidak cocok. Tidak menutup kemungkinan akan ada yang non job bagi pejabat,”tegasnya.
Sementara itu ketua tim assessment Dr. Muazar Habibi mengatakan, hari pertama pejabat mengikuti tes tulis dan dinamika kelompok. Diskusi kelompok dilakukan untuk memetakan kepemimpinan pejabat tersebut. “ ’60 persen leadership dan 40 persen kognitif. Hasil assessment dipadukan dengan hasil tim nantinya yang akan turun ke lapangan melihat kondisi di lapangan, kita tetap terbuka dan ada uji petik dari masyarakat dan wartawan,” katanya.
Hal ini untuk mengetahui kepemimpinan mereka serta perencanan serta kreativitasnya. “ Kita tetap akan terbuka. Kita tidak katakan baik atau tidak karena ini privasi masing-masing pejabat. Kita tidak menyebutkan nilainya, namun perbaikan dan tidak. Semua hasil akan diserahkan ke Wali Kota Mataram sebagai bahan pertimbangan,” pungkasnya.(dir)