Pegawai Dispar Siap Bekerja Pariwisata

FAMILY GATHERING: Para pegawai Dispar NTB dan sejumlah media, foto bersama sebelum melaksanakan kegiatan family gathering dengan aktifitas ruang terbuka atau out bond di Hutan Wisata Suranadi, Lobar.

MENJALANI rutinitas pekerjaan di perkantoran, dengan berkas-berkas yang menumpuk untuk segera diselesaikan, bertempat di ruangan-ruangan yang sempit, tentu saja saja bekerja menjadi monoton dan menjemukan.

Menyadari itu, Dinas Pariwisata (Dsipar) NTB sejak menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru di lingkup Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Provinsi NTB, yang fokus menangani dan mengembangkan sektor kepariwisataan, mencoba menerapkan konsep out door (lapangan terbuka) untuk mewujudkan kesolidan para pegawainya dalam bekerja, sekaligus upaya silaturahmi untuk mengenal pegawai satu dengan lainnya.

“Dispar NTB sebagai OPD baru, dimana banyak pegawai atau pejabat baru yang mengisi, mulai dari unsur staf, Kasi, Kabid, hingga Kadis, tentu banyak yang belum saling mengenal. Termasuk melibatkan unsur media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata NTB, agar masing-masing terjadi sinergi untuk kemajuan sektor pariwisata NTB, yang merupakan program prioritas Pemprov NTB,” kata Kepala Dispar NTB, HL Moh. Faozal, dalam arahan sebelum melaksanakan out bond di Hutan Wisata Suranadi, Lombok Barat (Lobar), belum lama ini.

[postingan number=3 tag=”wisata”]

Kegiatan out bond atau alam terbuka ini sambung Faozal, merupakan upaya Dispar NTB untuk membangun kesepahaman diantara para pegawai Dispar NTB, dan media tentunya, untuk menyatukan tekad bahwa tahun 2017 bagi Dispar NTB merupakan “Tahun Kerja”.

“Dispar NTB yang saat ini memiliki pegawai berjumlah sekitar 120 orang, ditambah dengan CS (pegawai honor), semua harus berpikir soal pariwisata. Karena itu, mengapa kegiatan juga dilaksanakan di salah satu destinasi wisata, juga agar para pegawai disamping melakukan rekreasi, sekaligus melihat langsung berbagai fasilitas yang ada, baik kekurangan maupun kelebihannya, seperti misalnya fasilitas toilet yang ternyata jauh dari standar, sehingga memerlukan perbaikan, dan lainnya,” urai Faozal, yang pada kesempatan itu juga didampingi oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Husnanidiaty Nurdin.

Baca Juga :  Air Terjun Tiu Candi, Primadona Wisata Baru di Lombok Utara

Mengapa pihaknya juga mengundang Kepala Dispora NTB? “Karena untuk mensukseskan program pariwisata ini kami, Dispar NTB  tentu tidak bisa bergerak sendiri. Keterlibatan sejumlah pihak, termasuk Dispora NTB yang nantinya bakal sering mengelar berbagai kegiatan olahraga, khususnya sport tourism (olahraga wisata), juga penting dikoordinasikan,” jelas Faozal.

Sementara dalam pelaksanaan out bond sendiri, masing-masing peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok nantinya akan melaksanakan berbagai permainan-permainan khas alam terbuka, dengan rekayasa-rekayasa persoalan yang harus dipecahkan secara bersama-sama.

OUT BOND: Permainan ruang terbuka atau out bond yang diharapkan kian mensolidkan para pegawai Dispar NTB untuk mengembangkan sektor kepariwisataan yang merupakan program utama Pemprov NTB.

 

“Persoalan-persoalan yang disuguhkan dalam out bond ini mungkin terlihat sepele. Namun penyelesaiannya membutuhkan kekompakan, dan kepiawaian, serta ketegasan seorang pemimpin dalam menyatukan tindakan yang harus diambil oleh anggotanya. Seperti permainan memindahkan bangunan kayu yang hanya bisa berdiri dan berjalan kalau ditarik dengan puluhan tali yang masing-masing dipegang oleh seluruh anggota. Kalau satu saja anggota pemegang tali itu tidak mematuhi instruski pemimpin yang berdiri di atas bangunan kayu tersebut, maka bangunan kayu itu tidak akan bisa berpindah, dan mungkin saja roboh,” kata Mujiyanto, salah satu instruktur out bond.

Baca Juga :  PHRI Mantapkan Kesiapan Promosi Pariwisata NTB Go Internasional

Karena itu sambung pria yang akrab disapa Molok ini, pemimpin harus tegas memerintahkan angotanya yang memegang tali. Anggota sebelah mana yang harus menarik tali, dan anggota sebelah mana yang harus mengulurnya, sehingga bangunan atau tangga kayu itu bisa berpindah dan jalan seperti yang diinginkan.

Demikian pula ketika masing-masing anggota kelompok berjalan menjelajah hutan wisata Suranadi, mereka juga disuguhkan dengan persoalan berupa rintangan yang membutuhkan pemikiran kompak, agar masing-masing anggota dapat berjalan melalui halangan tersebut. “Melalui penyelesaian manajemen persoalan alam terbuka inilah, kalau kemudian diaplikasikan dalam bekerja di perkantoran, maka berbagai persoalan di kantor akan dengan mudah diselesaikan. Itulah harapan kami,” harap Molok.

Pantauan Radar Lombok di lokasi, para peserta, baik pegawai Dispar NTB maupun sejumlah wartawan berbagai media yang  mengikuti kegiatan out bond itu terlihat sangat enjoy (senang, red). Masing-masing yang tergabung dalam kelompok terlihat sangat kompak ketika menjalankan berbagai permainan alam terbuka, dan menyelesaikan berbagai persoalan yang disuguhkan Instruktur dengan mudahnya melalui kerjasama yang harmonis.

Sebelumnya, Kepala Dispar NTB dan Kepala Dispora NTB juga sempat melakukan penanaman bibit pohon di hutan wisata Suranadi, yang diharapkan kedepan dapat diikuti oleh instansi, lembaga, komunitas, atau kelompok lain yang mengikuti out bond, dimanapun lokasinya. Sehingga ekosistem dan lingkungan di Pulau Lombok tetap terjaga, untuk keberlangsungan kehidupan, dan tentu saja dapat menjaga keindahan alam, yang merupakan deposit terbesar dalam pengembangan pariwisata NTB. (gt)

Komentar Anda