Pedagang Pasar Lama Praya Lombok Tengah Akhirnya Digusur

Pedagang Pasar Lama Praya Lombok Tengah Akhirnya Digusur
DIBONGKAR: Aparat gabungan saat membongkar puluhan lapak pedagang pasar lama Praya. (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Puluhan lapak pedagang pasar lama Praya, akhirnya digusur, Rabu kemarin (29/11).

Aparat gabungan Satpol PP, Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lombok Tengah membongkar paksa sedikitnya 63 lapak pedagang yang berada di belakang kompleks pertokoan sebelah timur Praya ini. Pembongkaran itu dilakukan menyusul rencana penataan tempat itu menjadi tempat parkir dan pasar kuliner. Selain itu, keberadaan para pedagang ini juga tanpa mengntongi izin. Sehingga jauh sebelumnya, Pemkab Lombok Tengah sudah menyurati mereka untuk segara pindah ke pasar yang sudah disediakan. Tetapi, para pedagang ini tetap bertahan dengan alasan sudah menjadi tempatnya mengais rezeki selama sekian tahun. 

Baca Juga :  Sudah Diamuk Massa, Spesialis Jambret Ditembak Polisi 

Ketua Tim Relokasi Lalu Firman Wijaya menerangkan, relokasi itu merupakan salah satu bagian langkah pemda untuk menata kawasan Kota Praya. Karena rencana tata bangunannya sudah disusun tahun 2015 silam. “Penataan sudah kita mulai pada tahun 2016 dengan membangun trotoar. Kemudian ada larangan parkir di sepanjang jalan Sudirman dan Gajah Mada, kantong parkir akan kita buat karena di sisi utara belum siap untuk tempat parkir,” jelasnya.

Terlebih, sambung Kepala Dinas Perkim ini, jika aktivitas penjualan para pedagang ini tidak resmi. Bahkan, tahun 2004 sudah disepakati bersama antara pemerintah dan pedagang tidak ada aktivitas jual beli di pasar umum Praya. “Mereka para pedagang harus pindah ke pasar Renteng, karena kita sudah siapkan 6 los yang fasilitasnya jauh lebih baik dari sini,” tambahnya.

Terang Firman, pada enam los pasar ini sudah disiapkan 72 lapak, sementara jumlah pedagang yang direlokasi ada 63 lapak. Sehingga dipastikan jika para pedagang tersebut akan bisa tertampung dengan kondisi yang ada di pasar Renteng. “Alasan sepi pembeli yang disampaikan para pedagang hanya sebatas ketakutan saja,” ujarnya.

Lebih jauh disampaikan, jika relokasi yang dilakukan karena mengikuti perosedur yang sudah diatur jauh sebelumnya. “Jadi hari ini (kemarin, red) sebagai tanda relokasi dimulai dengan pendekatan persuasif dan sebelumnya sudah kita lakukan sosialisasi agar masyarakat di pasar untuk pindah dengan ikhlas,” cetusnya.

Baca Juga :  Miris! 500 Ribu Warga Lombok Tengah Masih Miskin

Pihaknya mengaku, kendati sampai dengan saat ini masih banyak pedagang yang tidak mau pindah. Pemerintah akan mencoba mengajaknya secara baik-baik. “Kalau tidak mau, maka kita akan sampaikan peringatan pertama dengan waktu selama tujuh hari. Kalau belum ada maka SP2 akan kita layangkan kembali. Tapi kita harapklan masyarakat untuk pindah dengan baik,” imbuhnya.

Karena rencana ini sudah lama dilakukan oleh pemerintah, tapi tertunda terus karena alasan kemanusiaan. Namun untuk saat ini pihaknya sudah membulatkan tekad, bahkan tidak hanya merelokasi para pedagang lapak yang berjumlah 63 tersebut. Akan tetapi akan merelokasi juga 51 kios serta satu unit rental mobil di tempat itu. “Karena hari ini sudah mulai masuk material dengan dana 200 juta untuk pemasangan paving blok. Dalam waktu dekat kita juga akan merelokasi kios dan lapak yang ada,” tegasnya.

Sementara salah satu pedagang Aminah menegaskan, tidak mau direlokasi sampai kapanpun. Karena tempat yang disediakan pemerintah sangat tidak layak. Ia bersama puluhan pedagang lainya bahkan akan melakukan berbagai cara untuk menggagalkan rencana relokasi itu. “Bagaimana mungkin kami mau pindah, sementara lokasi ini (pasar, red) sudah kami tempati berpuluh-puluh tahun dan tempat ini pula anak-anak kami bisa makan dan sekolah. Sehingga kalau lapak kami dibongkar maka kami akan membuat lagi,” ungkapnya kepada Radar Lombok.

Baca Juga :  Petani Lombok Tengah Kembali Tuntut Percepatan Pembangunan Dam Mujur

Ia menghardik, pemda tidak boleh sewenang-wenang kepada masyarakat kecil. Karena sebelumnya, pemerintah sendiri sudah berjanji tidak akan merelokasi para pedagang di tempat itu. Bahkan, pemerintah berjanji akan memperbaiki lapak para pedagang. “Ini bukanya diperbaiki tapi diusir, hargai kami sebagai masyarakat kecil,” kesalnya. (cr-met)

Komentar Anda