
GIRI MENANG-Asosiasi pedagang dan perajin mutiara Lombok membangun kemitraan dengan pebisnis mutiara asal China. Sejumlah pengurus dan anggota asosiasi bertemu dengan para pebisnis asal Cina di Hotel Montana, Senggigi, Lombok Barat, Selasa (29/10). Pertemuan tersebut menghadirkan sejumlah pebisnis mutiara asal China yang berbisnis secara legal di Lombok.
Ketua asosiasi pedagang dan perajin mutiara Lombok H. Fauzi mengatakan pertemuan tersebut membahas berbagai hal terutama menyangkut kerjasama antara pebisnis mutiara. “Pertemuan berlangsung hangat dan lancar. Mereka para pebisnis mutiara asal China sangat mengapresiasi adanya pertemuan tersebut,” ungkap Fauzi kepada wartawan.
Pihak asosiasi menyerap beragam aspirasi pedagang mutiara asal China ini terutama menyangkut pola kemitraan untuk kelancaran bisnis mutiara di Lombok. Menurut Fauzi, pada dasarnya baik pedagang mutiara Lombok maupun pedagang mutiara asal China menginginkan adanya iklim bisnis yang harmonis. “Kedua pihak bersepakat untuk membangun kemitraan strategis dalam menjalankan bisnis mutiara sehingga mutiara Lombok terus mendunia,” paparnya.
Beberapa hal yang menjadi kesepakatan adalah pihak asosiasi akan memberikan kemudahan dan menjamin keamanan serta kenyamanan WNA China dalam berbisnis selama tidak melanggar aturan hukum. Seluruh pedagang mutiara asal China wajib mengikuti aturan hukum yang berlaku di Indonesia dengan mengantongi surat legalitas. Pedagang mutiara China juga harus membangun kemitraan dengan warga lokal terutama para pedagang mutiara Lombok, membayar iuran resmi organisasi yang penggunaannya untk kepentingan bersama yang nominalnya ditentukan oleh para pedagang China. “Kami akan membuatkan mereka kartu mitra asosiasi pedagang dan perajin mutiara Lombok sehingga kedepannya akan tertata dengan baik,” ungkap Edy selaku wakil ketua asosiasi.
Para pedagang mutiara asal China ini juga bersedia didata baik nama perusahaannya, alamat tempat berusaha, serta nomor HP. Edy optimistis pola kemitraan ini akan berjalan lancar dan menguntungkan kedua belah pihak.
Menurut Ketua asosiasi, Fauzi, keberadaan pebisnis asal China ini berdampak positif terhadap penjualan mutiara Lombok. Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir sejak Maret 2024 jumlah pembeli mutiara asal China semakin banyak. Hal ini dinilai dapat berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian NTB sekaligus mendongkrak kunjungan wisatawan ke NTB.
Pihaknya berencana akan membangun komunikasi dengaan berbagai pihak terutama lembaga negara baik Imigrasi, Pemerintah Provinsi NTB maupun pemerintah kabupaten/kota di NTB. Dengan harapan tata kelola bisnis mutiara di Lombok berjalan dengan baik. Pertemuan itu menjadi ruang komunikasi sekaligus mempererat hubungan antara pebisnis mutiara asal China dengan pebisnis mutiara Lombok.
Pedagang China ini bersedia menjalin kemitraan sekaligus membangun komunikasi dengan berbagai pihak terutama para pedagang mutiara Lombok. Pihaknya berharap agar keberadaan mereka memberikan dampak positif bagi bisnis mutiara di Lombok.
Martin, pengusaha yang membawahi 10 galeri mutiara di Senggigi, mengatakan perlu ada komunikasi lebih intens antara sesama pebisnis mutiara. Terlebih pembeli mutiara asal China sangat antusias dan meminati mutiara Lombok. Pengusah lainnya, Reo, mengatakan sejatinya tidak ada persoalan dalam menjalankan bisnis mutiara di Lombok. Lagipula, selama ini bisnis yang dijalaninya berjalan lancar. Tentu salah satu kuncinya adalah komunikasi dan legalitas. Dia berharap pertemuan seperti itu berlangsung intens sehingga tidak menimbulkan miskomunikasi di kemudian hari.
Salah satu perwakilan pedagang China, Yeni, sangat mengapresiasi pertemuan Ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi dan saling mengenal antar pedagang.(git)