Pedagang Minta Pasar Montong Beter Dibongkar

Pasar Montong Beter
LAPAK PASAR: Kepala Bapenda Lotim, Salmun Rahman ketika turun melakukan inspeksi ke dalam bangunan di Pasar Montong Beter, yang bentuk lapak-lapaknya dinilai tidak sesuai kebutuhan para pedagang. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG — Para pedagang di Pasar Montong Beter meminta kepada pemerintah untuk membongkar bangunan pasar yang dibangun oleh pemerintah tersebut. Pasalnya, bangunan pasar baru tidak sesuai dengan kultur pedagang di wilayah Sakra Barat, yang sudah terbiasa jualan sambil duduk.

BACA: Pedagang Pasar Montong Beter Menolak Direlokasi 

“Di dalam pasar baru yang di bangun ini bentuknya seperti yang berada di kota. Biasanya bangunan pasar seperti ini hanya berlaku bagi pedagang daging dan ikan. Kalau untuk pedagang baju, tentu saja tidak pas kita gunakan,” kata Lalu Samsul, salah satu pedagang, Senin kemarin (26/3).

Apalagi melihat kondisi pasar yang di bangun ini hanya bisa menampung sebanyak 149 pedagang saja, tentu tidak semua pedagang yang jumlahnya mencapai 410 pedagang itu bisa ditampung.

Selain itu bentuk meja beton memanjang yang dibangun dalam pasar, juga tidak sesuai dengan karakter para pedagang di Pasar Montong Beter. “Meja seperti itu tidak pas dibangun di desa seperti kita ini. Meja beton memanjang seperti itu cocoknya dibangun di wilayah perkotaan, dan hanya pas bagi pedagang ikan dan daging,” ujar Samsul.

Demikian bagi pedagang pakaian dan lainya, tidak akan bisa berjualan di pasar baru ini. Karena selain sempit, pedagang pakaian juga akan kesulitan menaruh pakaian yang hendak diperjualbelikan. ”Pembeli juga otomatis kesulitan masuk karena sempit. Sehingga kita minta untuk dibongkar saja,” pintanya.

Samsul juga mengeluhkan lokasi pasar yang masih becek, dan menurutnya pihak kontraktor mengerjakan pasar ini belum benar. Termasuk Ruko yang dibangun berukuran 2 X 3 meter saja, dan ini tentu sangat sempit. “Kalau luasnya seperti ini hanya bisa digunakan sebagai konter pulsa saja. Kalau untuk Ruko tidak bisa,” sebutnya.

Baca Juga :  Disdag NTB Gandeng Distributor Gelar Pasar Murah

Sementara Ketua Gumi Paer Lombok, Lalu Junaidi mengaku akan mengadukan nasib para pedagang itu ke Dewan Lotim. Karena tujuan pembangunan pasar adalah untuk mensejahtrakan pedagang, bukan malah sebaliknya untuk membuat pedagang menjadi menderita. ”Pokoknya saya akan mengadukan nasib pedagang ke Dewan, bahkan hingga ke Kementerian. Karena saya sebagai masyarakat biasa merasa terusik dengan sifat pemerintah yang seperti ini,” ketusnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lotim, Salmun Rahman, mengatakan kalau permintaan para pedagang Pasar Montong Beter ini sangat dimaklumi. Mengingat bentuk dari pasar baru akan membuat pedagang merasa kesulitan. Dimana para pedagang belum terbiasa dengan bentuk dan tempat yang diberikan oleh pemerintah.

“Dengan bentuk pasar yang di bangun saat ini belum membuat kenyamanan bagi para pedagang. Justeru meraka kurang nyaman dengan konsep bagunan yang seperti ini,” katanya saat turun langsung mengecek pasar baru Pasar Montong Beter, kemarin.

Mantan Kepala Sat Pol PP Lotim ini juga menilai masyarakat belum membutuhkan bentuk pasar modern seperti Pasar Montong Beter ini. Masyarakat terbiasa berjualan dengan duduk bersila. ”Bangunan pasar ini bagus, tetapi fasilitas pasar yang di bangun ini masih kurang mendukung, baik dari segi budaya yang biasa dengan duduk bersila,” kata Salmun.

Baca Juga :  Harga Petani Rp 25 Ribu, Harga Pasar Rp 100 Ribu

Keluhan masyarakat ini tentu akan menjadi perhatian dari pemerintah. “Kita boleh kekurangan dana, boleh meminta dana untuk membangun, tetapi masak kita harus mengikuti sesuai dengan gambarnya dia. Seharusnya mengikuti kultur masyarakat, dan sesuai dengan kebutuhan pedagang,” ujar Salmun.

Terkait permintaan pedagang untuk merobohkan bangunan yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat. Karena pasar ini dibangun oleh pemerintah, tentu semua itu ada proses dan prosedur yang harus dijalankan.

“Intinya akan kita koordinasikan. Karena bangunan ini sudah mengeluarkan dana dari pemerintah, namun tidak bisa dimanfaatkan. Yang rugi siapa? Tentunya pemerintah. Lebih baik kita bangun sederhana, tapi bisa difungsikan,” tegasnya.

Sedangkan Kepala Disperindag Lotim, H. Teguh Sutrisman mengklaim tidak tertampungnya para pedagang itu, karena banyak pedagang baru yang bermunculan. “Dimana-mana, baik di Pasar Keruak dan Sakra ketika sudah jadi, pedagang yang masuk pasti bertambah. Tetapi tidak ada yang ribut,” ujarnya.

Dikatakan, pasar baru ini sudah diserahkan pada bulan Februari lalu, sehingga tugas Disperindag otomatis sudah selesai. Karena tugas Disperindag hanya membangun saja, selebihnya tugas Bapenda. ”Jadi sekarang ini karena saya sudah serahkan, maka ini bukan urusan saya lagi. Silahkan mau di rombak atau ngapain, itu urusan Bapenda. Yang penting saya membangun sesuai dengan speknya,” tandas Teguh. (wan)

Komentar Anda