PDIP Ungkap Alasan Ogah Dukung Najmul

ALIHKAN DUKUNGAN : Ketua Bapilu PDIP NTB, Raden Nuna Abriadi bersama barisannya, resmi mengalihkan dukungan dari NASA ke JODA AKBAR. (istimewa)

TANJUNG — PDIP mantap mendukung Djohan Sjamsu-Danny Karter Febrianto Ridawan (JODA) di Pilkada KLU 2020. PDIP ogah mendukung Najmul seperti Pilkada KLU 2015, karena jajaran PDIP menilai bahwa Najmul-Sarifudin gagal. “Sebagai partai pengusung utama tentu menjadi tanggung jawab moral kami terhadap daerah ini. Representasi melihat selama kurun waktu 4 tahun lebih jalannya pemerintahan tidak ada sesuatu yang bisa memberikan nilai lebih bagi pembangunan masyarakat,” ujar Ketua Bapilu PDIP NTB Raden Nuna Abriadi pada acara penyerahan SK PDIP ke JODA di Dusun Karang Raden, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Sabtu (29/8).

Menurutnya, data statistik menunjukkan secara nyata bahwa KLU tidak bergeser dari kabupaten termiskin di NTB. Padahal, tujuan utama dari pemerintahan dalam otonomi daerah itu adalah pelayanan publik. “Ini sangat terasa sekali kurang maksimal,” katanya.

Ia menyebutkan, pelayanan di RSUD sangat dirasakan tidak maksimal justru cenderung menurun. Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seharusnya fungsi pelayanan itu harus yang utama menjadi terdepan. Besarnya rujukan pasien ke RSUP NTB dan RS Kota Mataram menunjukkan bahwa tingkat penanganan medis dan ketersediaan tenaga medis, serta alat kesehatan sangatlah tidak maksimal.

Demikian juga dengan iklim investasi sangat tidak optimal, padahal investasi itulah yang menggerakkan daya beli dan serapan tenaga kerja. OPD yang menangani perizinan sangat belum maksimal menjalankan tanggung jawabnya. Bahkan sangat tidak ramah investasi cenderung membebani investor. Ekonomi kerakyatan sebagai mikro ekonomi rakyat cenderung menurun, UMKM tidak berkembang dengan baik, justru jalan di tempat. “Karena sistem pengelolaan tidak difasilitasi oleh pemerintah dengan baik,” tegasnya.

Pariwisata sebagai ujung tombak pendapatan asli daerah (PAD) tidak dikelola maksimal, termasuk infrastruktur pelayanan yang tidak fokus dibenahi. Semua hal itu berjalan apa adanya karena memang Lombok Utara dianugerahi keindahan alam. Namun, keindahan alam itu tidak dibarengi dengan terobosan kreatif dan inovatif untuk fokus mengerjakan semua berjalan biasa-biasa saja, birokrasi tidak dikelola profesional sehingga penempatan pejabat cenderung dipaksakan tidak melihat aspek keilmuan dan latar belakang spesialisasi keahlian. “Cenderung amburadul dan kental nepotisme,” ungkapnya.

Dari sisi lingkungan, kota kabupaten terlihat kumuh tidak terawat dengan baik, jauh dari kesan sebagai ibu kota yang indah dengan lingkungan yang tertata dengan baik. Kurun waktu 12 tahun ini disuguhi pemandangan yang hampir sama dengan lima tahun lalu. “Dan pemerintah sekarang tidak menuntaskan visi-misi sebagai bagian yang harus dipertanggungjawabkan yang tertuang dalam RPJMD. Dan masih banyak alasan lain menjadi catatan PDIP, inilah menjadi penyebab PDIP mengalihkan dukungan,” katanya.

Sementara itu, Balon Wabup KLU Danny Karter mengapresiasi dan bangga atas dukungan dari PDIP yang merupakan partai besar dan tidak diragukan lagi militansinya dalam sebuah perjuangan. “PDIP ini memiliki catatan tersendiri dan memiliki basis massa dan idiologi gerakan yang masif serta menjadi salah satu partai pemenang lima besar di Pileg 2019,” ucapnya.

Atas dukungan ini menjadi daya juang dan semangat untuk JODA AKBAR dalam berikhtiar memperjuangkan kesejahteraan masyarakat KLU melalui kontestasi merebut kemenangan Pilkada 2020. (flo)

Komentar Anda