PDIP Buka Pintu Lebar untuk TGB

Survei TGB Cawapres Kian Menguat

Diketahui, TGB resmi menyatakan mendukung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Padahal diketahui Demokrat belum memberikan sikap mengenai Pilpres 2019 ini. TGB juga mengaku mendukung Jokowi menjadi presiden dua periode, bukan mengatasnamakan Partai Demokrat, melainkan pribadi. Alumnus Al Azhar itu juga diketahui masuk dalam salah satu kandidat cawapres bidikan Jokowi.

Sementara itu, Direktur Strategi dan Analisis Data Lembaga Politik Indonesia (L-API) Fadlin Guru Don (FGD) mengatakan, sikap TGB sudah didesain sejak lama setelah dia tidak mendapat sinyal dari Partai Demokrat. “Kita tak perlu kaget sebenarnya soal sikap TGB, sikapnya sekarang ini sudah didesain sejak lama, jauh hari pada saat Demokrat tak memberi sinyal kepadanya,” kata FGD.

BACA JUGA: Nasdem Bahagia, Demokrat Merana

Menurutnya, kekecewaan TGB terhadap Partai Demokrat menguat bukan karena setelah mendukung Jokowi tetapi mulai sejak Rapimnas Partai Demokrat Maret lalu. “Sangat jelas kok, kekecewaan TGB sangat kuat sejak Rapimnas beberapa bulan lalu, simpel ya, kita dapat membaca dari gestur tubuhnya saja sudah kelihatan,” ungkap Fadlin.

Sebelumnya, Dosen Universitas Mercu Buana ini mengatakan dukungan TGB kepada Jokowi dua periode adalah sentilannya kepada SBY dan Partai Demokrat. “Saya kan sudah bilang dulu kalau TGB dukung Jokowi karena ingin menyentil SBY, nah sekarang udah terbukti dengan mengundurkan diri,” ucapnya.

Lebih Lanjut dikatakan, sikap TGB dinilai tepat, mengingat ia tidak mendapat tempat dari Partai Demokrat. Fadlin menyebut TGB sedang membaca peluang untuk mendapatkan posisi di level nasional. Ketika ditanya sebagai putra asli dari NTB soal dukungan masyarakat NTB, beliau mengatakan bahwa keberpihakan TGB kepada Jokowi tidak mengubah fanatisme masyarakat NTB kepada Prabowo Subianto. “Jangan salah masyarakat di sana sudah cerdas, saya putra asli loh sangat tahu betul masyarakat di sana. Dukungan masyarakat NTB kepada Prabowo bukan karena TGB sebenarnya tetapi karena fanatisme masyarakat kepada Bapak Prabowo. Jadi menurut saya, di manapun posisi TGB tidak mempengaruhi apa-apa,” ungkap Fadlin.

Baca Juga :  Kinerja Periode Kedua TGB Merosot

Ruhut Poltak Sitompul sendiri punya satu harapan atas bergabungnya TGB ke barisan pendukung Presiden Ketujuh RI di Pilpres 2019. Mantan juru bicara Partai Demokrat ini berharap TGB bisa memenangkan Jokowi di NTB saat pemilu nanti. “Paling enggak saya lihat untuk NTB, kan kami kalah waktu 2014. Kalau nanti kami bisa menangkan signifikan, kan tidak ada salahnya dia diperhatikan. Apalagi masa jabatan dia nanti sudah selesai gubernur dua periode,” kata Ruhut.

Soal keputusan TGB mundur dari Partai Demokrat, Ruhut menilai hal itu suatu yang lumrah dalam politik. Ketika seseorang merasa sudah tidak nyaman di satu partai politik, maka dia punya hak demokrasi untuk mengundurkan diri.

Saat ditanya komunikasinya dengan TGB, apakah pengunduran diri dari Demokrat karena merasa tidak diapresiasi untuk maju di Pilpres 2019? Ruhut mengaku tidak pernah mendengar gubernur NTB dua periode tersebut bicara demikian. “Dia enggak bilang begitu, tapi apa pun, toh saya lihat kelemahan di Partai Demokrat itu satu, semua keluarga. Itu saja. Ini kan partai politik banyak kader. Apalagi bicara capres atau cawapres dia (TGB) kan masuk dalam nominasi. Apa salahnya disebut nama dia, nama Chaerul Tanjung, tapi enggak disebut mau bilang apa. Mungkin itu yang membuat dia juga gimana,” tutur mantan politikus Senayan ini.

Baca Juga :  Jokowi-Ma’ruf Bidik Empat Negara sebagai Lumbung Suara

Sementara itu, nama TGB langsung meroket untuk didorong menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Berdasar survei Kedaikopi (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia), nama TGB dipilih oleh 34,1 persen responden. “Nama TGB paling banyak dipilih. Selanjutnya ada nama Romahurmuzy (27 persen), Muhaimin Iskandar (22,9 persen), Mahfud MD (7 persen), Din Syamsudin (6,1 persen), dan Said Aqil Siroj (2,9 persen),” kata Founder Lembaga Survei Kedaikopi Hendri Satrio dalam rilisnya, Selasa (24/7).

Di antara nama-nama tokoh politik dan pemuka agama itu, ucap Hendri, nama TGB dinilai melengkapi kekurangan Jokowi dalam pendekatan terhadap umat Islam. “Responden menilai TGB paling santri di antara tokoh agama dan pemimpin parpol Islam lainnya yang diharapkan menjadi pelengkap Jokowi,” ucapnya.

BACA JUGA: NW Bersatu Dukung Jokowi

Diketahui, survei ini dilaksanakan pada 3-7 Juli di 10 Provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.148 orang dan margin error 2,89 persen.

Lebih lanjut, Hendri menerangkan, elektabilitas TGB jika dibandingkan dengan hasil survei KedaiKOPI tanggal 12-27 Maret 2018 mengalami peningkatan. Pada elektabilitas cawapres dengan pertanyaan terbuka, elektabilitas TGB berada di 7,3 persen. Sedangkan pada elektabilitas cawapres dengan pertanyaan tertutup di 8,2 persen. “Jadi, tren elektabilitas TGB selalu meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan diprediksi akan terus naik pascakabar mundurnya TGB dari Demokrat,” terangnya. (sat/jaa/ce1/gwn /fri/ fat/dil/JPG)

Komentar Anda
1
2