Pasokan Telur Luar Tak Bisa Dilarang

Zulkieflimansyah (FAISAL HARIS/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah merespons desakan peternak ayam petelur lokal agar pemerintah daerah membatasi telur ayam dari luar masuk NTB. Namun pihaknya tidak bisa melarang telur ayam dari luar masuk ke NTB. “Karena ini negara Republik Indonesia, kita tidak sembarang menghadang orang masukan prodaknya ke NTB. Kalau nanti misalnya prodak kita dihadang di Bali, Surabaya. Kan susah,” kata Zulkieflimansyah merespons desakan parternak kepada Radar Lombok, Rabu (22/9).

Meski begitu, Zulkiefli berjanji akan mengatur jalan keluar persoalan peternak ini. “Karena kita untuk memprioritaskan produk lokal untuk melindungi, tentu ada,” katanya.

Namun, soal larangan prodak luar dalam hal ini telur masuk ke NTB, baik dari Bali maupun Jawa tidak bisa dilakukan. Karena mereka juga punya hak dalam memasarkan produknya ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk ke NTB. “Tapi nggak bisa kita serta-merta melarang karena ini negara mereka juga. Namun langkah kita nanti akan mengatur supaya ada kouta jangan sampai kebanjiran prodak dengan harga yang lebih kompetitif. Padahal kita ingin swasembada telur jadi tidak bisa,” ujarnya.

Baca Juga :  Lalu Zohri Finis Ketujuh Kejuaran Dunia Atletik di Amerika Serikat

Zulkiefli juga menyinggung soal harga telur yang mengalami penurunan harga. Tentu sudah menjadi hukum ekonami ketika pasok melimpah maka harga akan mengalami penurunan. “Jadi kalau suplainya banyak, tentu harga akan turun,” pungkasnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Khairul Akbar sebelumnya menyebutkan jika kebutuhan dalam daerah sendiri belum terpenuhi oleh peternak sehingga didatangkan dari luar. Apalagi kebutuhan telur dalam daerah masih bergantung terhadap pasokan dari luar. Baik dari Jawa dan bali. “Peternak telur ayam kita belum dapat penuhi kebutuhan dalam daerah. Sehingga didatangkan dari luar, karena kita baru memenuhi 30 persen dari kebutuhan telur di NTB dari para peternak,” katanya.

Namun ia menyadari jika saat ini ada masalah yang dilihat di lapangan soal merosotnya harga telur ayam. Tapi itu sudah menjadi hukum pasar jika banyak pasokan dari luar maka secara otomatis juga harga di perternak lokal akan anjlok. “Ya kalau kita lihat, soal harga telur ayam sekarang memang lagi merosot. Tapi memang sudah jadi hukum pasar kalau suplay banyak ya otomatis harga juga ikut anjlok di peternak kita,” tambahnya.

Baca Juga :  Tiga Jenazah TKI asal Loteng yang Terdampar di Perairan Timur Malaysia, Akhirnya Dipulangkan

Tinggal sekarang, kembali kepada masyarakatnya yang memilih. Apakah telur lokal atau telur dari Jawa dan
Bali yang mau dipilih. Tapi hal ini akan menjadi perhatian dari pihaknya untuk dipertibkan sehingga tidak terulang lagi jika terus menurus merugikan peternak lokal. “Ya tentu kita dari permerintah akan mengambil langkah mengan tisipasi kedepannya untuk kita tertibkan. Jika sudah banyak produksi telur kita di NTB, memang harus ada semacam pengambil alihan juga di Pulau Lombok dan Sumbawa,” tandasnya.

Tentu hal tersebut bakal menjadi pembahasan ketika kondisi produksi di NTB sudah lebih banyak dan
mampu memenuhi kebutuhan
telur dalam daerah. “Ini yang coba kita akan lakukan untuk melindungi perternak lokal kita,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda