MATARAM – Keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek kembali tidak punya pengelola. Ini terjadi lantaran pasokan ternak sapi untuk pemenuhan kebutuhan RPH yang selalu kurang dari target.
RPH Banyumulek yang terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tersebut harus rela kembali tanpa aktivitas apapun. Sebelumnya, ada PT. Gerbang NTB Emas (GNE) yang mengelolanya, namun tidak tahan. Selanjutnya ada PT. Atra Begawan Nusantara (ABN) juga tidak mampu bertahan.
“Mereka memilih menghentikan kerja sama dengan Pemprov NTB, karena usaha pengembangan daging sapi tidak seperti diharapkan,” beber Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Muhammad Riadi, Selasa (6/8).
Dikatakannya, PT. ABN telah menandatangani kerja sama untuk pengelolaan RPH Banyumulek selama 5 tahun. Semula, pihak ABN berasumsi mampu akan memenuhi kebutuhan operasional perusahaan di NTB bisa melakukan pemotongan 100 ekor sapi setiap hari. Dalam perjalanannya ternyata yang beratnya 3 kwintal per ekor sapi tidak didapatkan. Pernah diorder dua kali dari 100 ekor itu yang memenuhi syarat itu hanya 7 ekor, sehingga mau mendatangkan sapi yang berada di Tangerang dan diimpor dari Australia dan turun di Tangerang.
Namun, ketika mau memasukkan sapi impor dari Australia ini ke Lombok, ungkapnya, pihaknya menolak untuk memberikan izin masuk. Pasalnya, saat itu di Pulau Jawa sedang marak ternak terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), sehingga dikhawatirkan penyakit ini akan menyerang ternak yang ada di NTB.
“Kita tolak permintaannya. Kita buatkan analisis risikonya. Ternyata hasil analisis risikonya tinggi. Bahkan pihak Kementerian Pertanian mengingatkan, jangan main-main Pak Kadis. Risikonya besar kalau LSD terjadi di NTB. Akhirnya kita tolak,’’ ungkapnya.
Diakuinya, penolakan masuk ternak dari Pulau Jawa ini membuat perusahaan merasa rugi, karena usahanya di NTB tidak jalan. Untuk itu, setelah merasa usahanya tidak akan berkembang, pihak perusahaan membongkar fasilitas yang dibangun di RPH Banyumulek.
“Poinnya mereka bilang ke saya. Sudahlah Pak Kadis, kalau begitu, kami konsentrasi di Tangerang saja,’’ tuturnya. (rie)