Paslon BARU Unggul di Semua Debat

H Baihaqi dan Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BARU FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pengamat politik Universitas Islam Mataram (UIN), Ihsan Hamid memuji performa pasangan calon (Paslon) H Baihaqi-Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BARU) di debat III, putaran terakhir Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Mataram, Senin (30/11).

Ihsan melihat BARU paling lepas dalam memaparkan ide dan gagasan dibandingkan Paslon yang lain. “Paling lepas dan paling berani (menyerang ke sana-ke mari),” katanya.

Lepasnya penampilan BARU, membuat mereka tampil tanpa beban menjawab berbagai pertanyaan. “Tipikal performa seperti ini yang biasanya sukses merebut swing voter,” ulasnya.

Swing voter, baik dari pemilih pemula atau rasional, cenderung menyukai figur yang mampu menjawab dengan santai dan elegan. “Dan saya lihat Baihaqi mampu tampil konsisten sejak di debat pertama sampai terakhir kemarin. Saya kira semua yang berpikir jernih akan melihat keunggulannya,” tekannya.

Tampil konsisten dalam tiga debat, dan selalu jadi yang terbaik, menurut Ihsan jadi modal yang kokoh untuk BARU semakin dekat dengan kursi kepala daerah. “Mereka bisa berlari kencang (dapat dukungan swing voter),” prediksinya.

Apa faktor BARU dapat tampil lepas? Ihsan melihat hal ini tidak luput dari latar belakang BARU. “Ya saya kira karena mereka memang figur fresh, tidak ada beban dan sangkut paut dengan pemerintahan atau dinasti yang ada selama ini,” urainya.

Berikutnya lagi, dalam debat III, Ihsan merasa puas dengan pemaparan gagasan pembangunan BARU. “Dari debat I sampai debat III, BARU ini saya lihat paling konsisten memaparkan empat konsep pembangunannya,” ulasnya.

Berbeda dengan Paslon lain yang setiap kali debat selalu berubah-ubah, dan tidak clear menyampaikan gagasannya. “Narasinya memang berbeda sesuai kebutuhan menjawab pertanyaan, tetapi BARU konsisten memaparkan empat programnya yakni Waste Management, Bussines Center, Creative Center, dan Service Center,” terangnya.

Konsistennya mengulas empat konsep itu membuat pemilih rasional lebih utuh memahami konsep pembangunan BARU. “Arah pembangunannya jelas, dibanding (yang lain) banyak janji tapi tidak fokus,” tegasnya.

Berbagai pertanyaan seputar gagasan pembangunan mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, semuanya diulas dari empat konsep itu. “Jadi empat konsep itu saya lihat sangat komprehensif,” ulasnya.

Secara penampilan individu, Baihaqi dan Ratu saling melengkapi. “Baihaqi kita tahu arsitek, karenanya tidak heran saat dia memaparkan gagasan imajinasi sangat kuat dan fleksibel,” terangnya.

Ihsan membandingkan beberapa daerah yang maju karena lahir dari imajinasi kuat. “Surabaya misalnya ada Ibu Risma yang seorang arsitek, begitu pun sebelumnya Bandung yang dipimpin Ridwan Kamil juga arsitek, mereka berhasil membangun daerahnya dengan sangat bagus,” katanya mencontohkan.

Bahkan presiden pertama RI Soekarno berhasil meletakkan dasar-dasar pembangunan negeri. “Dan beliau juga seorang arsitek,” ungkapnya.

Kepemimpinan arsitek didukung daya kreasi yang tinggi. Ihsan melihat peluang bangkitnya Mataram sangat terbuka di tangan Baihaqi. “Apalagi kita lihat figur pendampingnya, Ibu Ratu dengan pengalaman di DPD dan jaringannya di pusat akan membuat akselerasi pembangunan di kota semakin lebih baik,” ulasnya.

Pesona dan keunggulan ini akan membuat swing voter semakin mantap memilih BARU. “Calon wali kotanya kaya imajinasi dan gagasan, sedangkan calon wakil wali kotanya punya kelebihan dalam hal administratif dan birokrasi, ini perpaduan sempurna,” pujinya.

Selain memuji Paslon BARU, Ihsan juga memuji partai pengusungnya. “Saya kira Demokrat, PAN, dan Hanura, telah berani mengambil keputusan luar biasa,” ujarnya.

Tiga partai itu telah berani mengusung figur yang benar-benar muda, segar, dan baru. “Biasanya partai cenderung bermain aman, mengusung figur dari kalangan dinasti atau punya backing politik yang kuat,” ulasnya.

Tetapi tiga partai itu di Kota Mataram mengambil langkah tak biasa. Hal ini membangkitkan optimisme masyarakat lahirnya pemimpin yang lebih baik bagi kota Mataram. Diawali keberanian partai politik mengambil keputusan besar. “Ini tentu dapat membuka peluang memutus mata rantai feodalisme di ibu kita,” pungkasnya. (dir/*)

Komentar Anda