Pasien Meninggal, Keluarga Bersitegang

BERSITEGANG: Pihak keluarga almarhum Anggi, bersitegang dengan petugas di IGD RSUD Tanjung, Kamis (8/9) (ZULKIFLI/RADARLOMBOK)

TANJUNG-Anggi, 17 tahun, korban tabrakan asal Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU), meninggal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Tanjung, sekitar pukul 10.30 Wita, Kamis (8/9).

Pihak keluarga sendiiri tidak terima dan beberapa anggota keluarga sempat bersitegang dengan petugas IGD, lantaran dokternya dianggap sengaja menahan Anggi tidak dirujuk ke RSUD NTB di Mataram. Hasdiyanto, paman Anggi yang sempat bersitegang dengan petugas mengatakan, Anggi mengalami kecelakaan dengan sesama pengendara sepeda motor di sekitar jalan raya Dusun Tanak Song Desa Jenggala Kecamatan Tanjung, Rabu malam (7/9). Siswa kelas X SMKN 1 Gangga Anggi kemudian mengalami luka cukup parah di bagian kepala dan kakinya hingga langsung dilarikan ke RSUD Tanjung.

Setelah mendapatkan perawatan, kondisi Anggi tidak ada perubahan signifikan, ditambah dengan sikap Anggi yang mengigau tidak seperti biasanya. “Makanya kita minta berulang-ulang agar dirujuk ke Mataram, tapi tidak diberikan, katanya baik-baik saja. Katanya sudah di-rontgen kepalanya, tidak apa-apa, kemudian di jari kaki ada patah. Kenapa yang di-rontgen ini hanya kepala, tidak seluruh badan, siapa tahu ada cacat (luka dalam) di bagian tubuh yang lain,” sesal Hasdiyanto.

Hasdiyanto mengaku, tidak dikecewakan kali ini saja dengan pelayanan RSUD Tanjung. Sebelumnya ia juga sempat dikecewakan sehingga akan menuntut pihak rumah sakit agar hal serupa tidak terulang lagi pada pasien lain. “Kita tahu mati urusan Tuhan, tapi kita juga harus maksimal memberikan pelayanan. Ini tiba-tiba kondisi drop dan mati. Kita akan menuntut supaya ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Baca Juga :  TKI Meninggal Asal NTB Menjadi 17 Orang

Aksi bersitegang pihak keluarga di IGD ini pun memancing kerumunan warga. Beruntung personel Polres Persiapan KLU dan Kapolres Persiapan KLU, AKBP Rifai turun langsung menenangkan pihak keluarga. Menurut Rifai, sikap keluarga merupakan sikap spontanitas yang kecewa dengan pelayanan. Kalau pihak keluarga ingin melaporkan persolan ini ke kepolisian, silakan kata Rifai. “Asalkan jangan ada tindakan main hakim sendiri ataupun yang melanggar dan melawan hukum,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Bidang Medik dan Keperawatan RSUD Tanjung, drg Made Suasa menerangkan, Anggi masuk IGD sekitar pukul 18.30 Wita Rabu kemarin. Anggi berdasarkan perawatan dan observasi yang ada, diketahui mengalami cidera kepala sedang disertai luka, tetapi tidak sampai menimbulkan keretakan tengkorak. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil rontgen di kepala.

Selain itu, korban juga mengalami fraktur atau patah jari kelingking kaki sebelah kiri. Kemudian juga dilakukan pemeriksaan organ-organ vital, dan diketahui organ vital masih dalam kondisi baik. “Dikarenakan hanya cidera kepala sedang, dan dianggap masih bisa dirawat di sini, makanya tidak dilakukan rujukan ke Mataram,” terangnya.

Baca Juga :  113 Orang Meninggal karena HIV/AIDS

Kemudian berkaitan dengan sikap Anggi yang mengigau seperti pengakuan keluarga pada Rabu malam, dijelaskan Kasi Pelayanan Medik RSUD Tanjung, dr Asep Nasrullah. Menurutnya, kemungkinan sikap mengigau tersebut dikarenakan Anggi masih terbawa pengaruh alkohol. Karena saat masuk IGD, kondisi Anggi juga masih berbau alkohol. “Saat datang ke sini kan baunya kita tahu, itu bau minuman. Kemungkinan mengigau karena masih terpengaruh alkohol,” terangnya.

Asep menambahkan, setelah Anggi mendapatkan perawatan, secara bertahap kondisinya membaik. Bahkan sekitar pukul 09.30 Wita Kamis pagi, Anggi tersadar penuh dan sempat berbicara dengan keluarga serta meminta makan bakso. Tetapi sekitar pukul 10.00 Wita, kondisi Anggi tiba-tiba drop. Pihaknya pun melakukan pertolongan semaksimal mungkin. Tetapi nyawa Anggi tidak bisa tertolong.

Lantas kalau hanya cidera kepala sedang dan fraktur jari kelingking kaki kiri, kenapa sampai bisa drop dan meninggal? Asep menjelaskan, ketahanan masing-masing orang tentu berbeda-beda sehingga mengakibatkan drop dan meninggal. Yang jelas pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa Anggi. (zul)

Komentar Anda