GIRI MENANG -Pemerintah Kecamatan Batulayar menyambut kepulangan empat pasien Covid-19 dari Kecamatan Batulayar yang sudah dinyatakan sembuh setelah dirawat beberapa hari di RSUD Tripat. Mereka dinyatakan sembuh sehingga diberikan izin pulang oleh pihak rumah sakit.
Sekcam Batulayar, Afgan Kusumanegara mengungkapkan, penyambutan ini yang ketiga kalinya. Sebelumnya dua warga Batulayar dinyatakan sembuh dan dipulangkan.”Hari ini sudah diizinkan pulang empat orang warga kami,” ungkapnya saat dikonfirmasi kemarin (12/5).
Pihak kecamatan menyambut mereka dengan senang dan tangan terbuka agar mereka kembali ke keluarga dan kampung halaman dengan aman dan nyaman.” Penyambutan juga kita lakukan saat kepulangan dua pasien sebelumnya,” ungkapnya.
Tujuan penyambutan ini adalah untuk menaikkan moral para pasien. Sekaligus pemerintah kecamatan ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa mereka sudah sembuh bisa berbaur kembali ke tengah-tengah masyarakat. Warga tidak boleh mengucilkan mereka.”Kita ingin tunjukkan ke masyarakat bahwa mereka sudah sembuh dan aman untuk bergaul, jadi masyarakat jangan takut dan jangan lagi mengucilkan mereka, karena mereka sudah sembuh,” ungkapnya.
Empat warga yang dipulangkan ini yaitu S dari Desa Meninting, B dari Desa Senteluk, D dari Desa Batulayar dan S dari Desa Sandik. Di Kecamatan Batulayar, ada sekitar 12 orang yang sudah dinyatakan positif, sampai saat ini sudah sembuh 6 orang, sisanya masih ada 6 orang lagi yang belum sembuh.”Tinggal 6 orang warga yang belum sembuh,” jelasnya.
Di Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Batulayar merupakan kecamatan dengan pasien positif terbanyak. Ini diterangkan oleh Camat Batulayar, Syahrudin.” Ini penting kita lakukan sosialisasi mengenai cara pencegahannya guna memutus rantai penyebaran khusunya di Kecamatan Batulayar,” katanya.
Diharapkan kepada seluruh tokoh masyarakat untuk dapat melaksanakan saran yang sudah disosialisasikan dengan penuh perhatian dan apa yang didapat nanti disampaikan kepada masyarakat. Dalam rangka penanganan Covid 19, pihak pemerintah kecamatan sudah melakukan berbagai upaya mulai dari penyemprotan, sosialialisasi dan lain-lain. Beberapa waktu lalu, sosialisasi juga dirangkaikan dengan penandatanganan pernyataan bersama untuk mengurangi aktivitas beribadah di masjid/musholla/langgar yang melibatkan banyak orang, juga kesepakatan tentang peniadaan salat jumat.(ami)
