MATARAM – Pascagempa bumi yang mengguncang Lombok dan Sumbawa pada awal Agustus 2018 berdampak besar terhadap jumlah penumpang angkutan penerbangan di Zainuddin Abdul Majid Internasional Airport. Bahkan hingga saat ini jumlah penumpang pesawat turun dan berada di bawah angka 10 ribu orang penumpang perharinya.
“Dibandingkan dengan priode yang sama dari Januari sampai September ini, tahun lalu kita masih tumbuh,” kata Kepala Cabang Angkasa Pura I Zainuddin Abdul Majid Internasional Airport Lombok, I Gusti Ngurah Ardita, Senin kemarin (5/11).
BACA JUGA: Korban Gempa Lombok Timur Dibantu Rp 1 Juta
Ardita mengatakan, meskipun saat sekarang ini jumlah penumpang kondisinya dibawah 10 ribu orang, PT Angkasa Pura I Lombok tetap harus membuka rute-rute penerbangan pascagempa. Tetapi jika bandingkan dengan tahun lalu, posisinya masih tumbuh sekitar 6 persen.
Kondisi sekarang ini maskapai sudah ada beberapa yang sudah mulai melakukan penerbangan walaupun ada memang di beberapa rute-rute tertentu tidak beroperasi. Karena dengan adanya penurunan jumlah penumpang pada jam – jam tertentu menyebabkan beberapa maskapai tidak operasi. Tidak ada efesiensinya, hampir semua rute mengalami hal tersebut.
Selain itu, pada saat presentase ini berada dibawah 30 persen, misalnya pada jam tertentu tidak ada operasi dan tidak melayani penumpang dan atau bisa digabungkan ke penerbangan maskapai yang jam lainnya. Misalnya Bali jam sore sedikit penumpangnya ditawarkan di jam yang bisa mereka operasikan.
Dijelaskannya penurunan jumlahk penumpang ini terjadi memang dikarenakan bencana gempa beberapa waktu lalu. Dimana operasi penerbangan pun turut sepi, yang seharusnya pesawat beroperasi itu harus ada penumpang, karena ini merupakan bisnis. Sedangkan pertumbuhan sekarang dapat dilihat saja sebelum gempa sangat bagus. Ada beberapa kegiatan yang banyak dilakukan di Lombok dan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik.
BACA JUGA: Bantuan Tidak Jelas, Korban Gempa Lotim Pasrah
Pascagempa itu mulai secara bertahap memang pada awal gempa relatif tinggi. Karena relawan banyak yang datang, kemudian saat ini terjadi bencana alam di Palu dan semua beralih kesana, hal itu juga menjadi dampaknya. Oleh sebab itu, untuk kembali memulihkan kondisinya yang perlu dilakukan adalah terus bergerak bersama-sama menjalankan masa recovery dan melakukan promosi.
“Kita tetap melakukan promosi, agar nantinya banyak kunjungan dan beberapa kegiatan juga kembali dilakukan di NTB,” pungkasnya. (cr-dev)