Pasar Tradisional dan PKL Jadi Perhatian Utama

Lalu Alwan Basri (Fahmy/Radar Lombok)

Nama Lalu Alwan Basri pasti sudah tidak asing lagi bagi warga Kota Mataram. Ia adalah salah satu pejabat eselon III yang dapat promosi mengisi salah satu jabatan eselon II yang lowong.

 


ZULFAHMI-MATARAM


Lalu Alwan Basri kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram setelah sebelumnya menjabat sebagai Kabag Humas sejak tahun 2013. Jabatan ini didapat Alwan setelah mengikuti seleksi pengisian jabatan yang digelar sejak awal bulan Januari lalu.

Usai dilantik beberapa hari lalu, Alwan menyampaikan beberapa terobosan yang akan dilaksanakannya. Pasar tradisional dan Pedagang Kaki Lima (PKL) ia akan jadi prioritas penanganan.

[postingan number=3 tag=”boks”]

Untuk pasar tradisional, Alwan mempunyai gagasan bagaimana kondisi pasar tradisional yang ada bisa lebih modern.  Pasar boleh berstatus tradisional, tetapi suasana dan proses transaksi di pasar itu seperti pasar modern karena nyaman. “ Kita bukan mengubah pasar tradisional menjadi pasar modern, tapi memodernisasi pasar tradisional kita,” ungkapnya.

Baca Juga :  APKLI Minta Pol PP Tertibkan PKL

Tidak hanya bagaimana proses transaksi nyaman, tetapi juga penataan pasar dan para pedagang tentunya diatur agar lebih rapi sehingga para pengunjung  bisa berbelanja lebih nyaman. Namun faktanya, berbicara tentang pasar tradisional, tentu tidak bisa lepas dari persoalan sampah. Kedepannya agar pasar tradisional bebas, akan ada pola penanganan khusus.”Polanya penanganan sampah nanti kita siapkan yang jelas sampah pasar jadi perhatian kami," terangnya.

Modernisasi pasar tradisional akan diujicobakan pada beberapa pasar dulu seperti Pasar Mandalika, Pasar Pagesangan dan Pasar Kebon Roek.

Baca Juga :  Puluhan Lapak PKL di Lingkar Selatan Dibongkar

Sementara itu untuk penataan PKL, Alwan berencana melakukan penataan dengan pola zonasi yang sesuaikan dengan prodak makana yang mereka jual.” PKL akan diatur sesuai dengan apa yang dijual PKL,” ungkapnya.

Saat ini kondisi PKL masih semerawut. Misalnya PKL yang menjual makanan masih bercampur dengan pedagang yang menjual pakaian, mainan bahkan sama penjual binatang.

Nantinya dengan pengaturan ini, maka pedagang sayur akan mempunyai kawasan khusus. Begitu juga yang lainnya.

Untuk menjalankan program-program ini Alwan butuh waktu. Untuk itu ia akan segera melakukan pendekatan dengan elemen-elemen yang terlibat langsung melaksanakan semua program.(*)

Komentar Anda