Pariwisata NTB Tidak Dapat Imbas Pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo

MELAMBUNG TINGGI: Dinas Pariwisata Provinsi NTB menyurati Kementerian Perhubungan dan Kementerian ESDM terkait melambungnya harga tiket pesawat karena mengancam kebangkitan pariwisata. (DOKUMEN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Penyelenggaraan KTT ke 42 ASEAN di Labuan Bajo, tidak memberikan dampak positif bagi dunia pariwisata NTB. Meski jarak antara lokasi acara, yakni NTT dengan NTB cukup dekat.

Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan menilai minimnya Accessibility (akses) penerbangan di NTB menjadi salah satu faktor wisatawan tidak datang ke Lombok.

“Tidak ada wisatawan datang ke Gili, kalaupun ada pasti dari Kementerian pasti info kalau ada tamu VIP. Kendalanya karena koneksi flight accessibility dari Labuan Bajo ke Lombok harus lewat Bali. Saya pikir lebih memungkinkan jika wisatawan mau ke Bali,” kata Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan, Jumat (12/5).

Hal yang sama juga pernah dirasakan saat penyelenggaraan G20 di Bali  pada 15-16 November 2022 lalu. NTB sama sekali tidak kecipratan dampak poaitif penyelenggaraan tingkat dunia tersebut.

Baca Juga :  Wagub Keluarkan Imbauan, Pengusaha Karangan Bunga Papan Mulai Resah

Ia tidak bisa memungkiri bahwa akses penerbangan di NTB yang rendah menjadi penyebabnya. Kecil kemungkinam jika mengharapkan maskapai penerbangan ke Lombok akan buka selama event  KTT ASEAN maupun event besar lainnya.

“Kalau mau mengharapkan selama KTT ASEAN mau membuka penerbangan ke Lombok, saya yakin mereka tidak mau gembling seandainya tidak ada permintaan,” ujarnya.

Meski ada kapal laut dari dari Gili Trawangan ke Labuan Bajo, namun butuh waktu lama diperjalanan, sehingga tidak memungkinkan jika ada wisatawan yang mau menggunakan kapal laut.

“Bali mungkin berimbas, kalau Gili kita belum. Kemarin saja yang G20 tidak ada masuk wisatawan ke kita,” ucapnya.

Melihat itu, pelaku usaha pariwisata meminta supaya akses dan pelayanan transportasi menuju Pulau Lombok ditambah dan diperbaiki, demi menunjang fasilitas transportasi yang memadai bagi wisatwan yang ingin datang ke Lombok.

Baca Juga :  Empat Daerah di NTB Belum Tetapkan UMK 2024

“Accessibility penerbangan kita harus diperbaiki. Supaya dampak event besar kita bisa rasakan,” tandasnya.

Selain akses penerbangan yang minim, mahalnya harga tiket pesawat ke Lombok juga dikeluhkan pelaku pariwisata di NTB. Pasalnya, kondisi tersebut disinyalir dapat menghambat bangkitnya pariwisata di NTB.

“Untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke NTB. Mestinya pemerintah memberikan gebrakan baru terhadap kondisi penerbangan di Lombok,” ungkap Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka.

Pihaknya pun meyakini bahwa kenaikan harga tiket pesawat ini akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok. Wisatawan akan berfikir ulang untuk berlibur ke Lombok dan lebih memilih keluar negeri yang harga tiket pesawatnya jauh lebih murah.

“Harga tiket Pesawat mempengaruhi pariwisata NTB. Apalagi nanti mau motocross (MXGP) bisa mempengaruhi wisatawan yang nonton walaupun kecil,” tungkasnya. (cr-rat)

Komentar Anda