Pangdam : ISIS Berpotensi Menyebar di Seluruh Indonesia

Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak
Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak (Ali Ma’shum/Radar Lombok)

MATARAM—Potensi masuknya sel kelompok teroris terafiliasi dengan ISI dari Negara Tetangga Filipina bisa terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Pangdam IX Udayana Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Komarudin Simanjuntak mengatakan, masuknya ISIS tersebut bukan hanya di 16 daerah termasuk di NTB saja, melainkan hampir di seluruh daerah di Indonesia. ‘’ Bukan 16 daerah ya, menurut data intelijen mengatakan hampir semua di Indonesia ini terindikasi (masuknya ISIS),’’ ujarnya saat dikonfirmasi usai melaksanakan buka puasa bersama dengan Forkominda NTB dan keluarga besar TNI wilayah Korem 162/WB di Mataram, Jumat kemarin (16/6).

Tetapi kata dia, masyarakat patut bergembira. Pasalnya, yang terindikasi tersebut statusnya dalam keadaan tertidur. Tertidurnya jaringan kelompok ini karena rakyat Indonesia yang disebutnya kuat. ‘’ Kenapa tertidur?. Karena rakyatnya menyatu dengan aparat keamanannya. Jadi kalau mereka mau bangun pikir-pikir dia. Karena rakyatnya pasti membela. ISIS dan teroris ini kan sudah dikatakan pemerintah sebagai musuh bersama,’’ katanya.

Itulah yang menurutnya perlu diwaspadai. Selanjutnya perlu untuk disampaikan kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan jaringan kelompok ini. Karena untuk membangunkan diri, kelompok ini disebutnya akan berpikir seribu kali terlebih dahulu. ‘’ Jangan khawatir, mereka akan berpikir seribu kali untuk bangun dari tempat tidurnya itu,’’ ungkapnya.

Pangdam mengatakan, dirinya selaku pimpinan TNI di wilayah Nusa Tenggara (Nusra) tetap melakukan pembinaan territorial secara tersebar dan simultan di seluruh wilayahnya. Secara spesifik, pihaknya melakukan patroli Tripilar. ‘’ Itu saya sebut sebagai patroli kongkow-kongkow. Isinya adalah sosialisasi pekan Pancasila. Kemudian daerah yang saya sosialisasikan itu daerah-daerah yang terindikasi tempat dia tidur itu. Mereka itu tidak tahu, tempat mereka tidur itu adalah rute kita berpatroli kongkow-kongkow sambil minum kopi titik  A ke titik B. Ini saya berbicara di wilayah saya ya di wilayah Nusra, Bali, NTB dan NTT,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Janda Kubur Orok Hasil Hubungan Gelap

Patroli tersebut sebenarnya digunakan untuk memasang mata dan telinga kepada mereka yang sedang tertidur tersebut. Ia kemudian menyebut tidak ada daerah yang terindikasi dan paling rawan disusupi oleh ISIS ini. ‘’ Menurut saya tidak ada daerah yang paling rawan. Kalau kita lihat secara intelijen, bahasa pimpinan itu adalah hampir semua daerah,’’ katanya.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut, setidaknya di Indonesia terdapat 16 titik yang menjadi ancaman lokasi masuknya sel   kelompok teroris terafiliasi ISIS dari negara tetangga  Filipina.

Pernyataan itu disampaikan oleh Panglima TNI, usai menghadiri rapat kerja di Komisi I DPR, Kamis lalu (15/6). Gatot menyatakan, dengan letak geografis yang berdekatan, potensi masuknya sel ISIS dari Filipina ke Indonesia bisa terjadi di 16 lokasi. Namun, Gatot tidak merinci lokasi mana yang dia maksud. ”Contohnya ada di Bima (NTB), Jateng juga ada, Jatim kan ada itu,” kata Gatot kepada wartawan.

Baca Juga :  Bandar Narkoba di NTB Terancam Hukuman Mati

Menurut Gatot, saat ini jangan sampai ada penambahan sel ISIS masuk ke lokasi yang rawan itu. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan, yakni dengan menutup akses-akses, agar tidak sampai menginjakkan tanah di wilayah Indonesia. ”Kalau sudah bergabung nggak bisa dibedakan. Kalau tidak segera kita tutup pelarian itu ke Indonesia, akan sangat berbahaya,” ujar Jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu.

Menurut Gatot, upaya pencegahan sudah dilakukan oleh TNI, terutama di perbatasan. Wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Filipina, maupun wilayah perbatasan lain terus dipantau demi mencegah masuknya pihak-pihak yang ditengarai memiliki kaitan dengan ISIS. ”Mulai dari pulau terdekat, Marore, Miangas, pelarian ke Tarakan, Talaud kita tutup, ke Maluku Utara juga kita tutup lewat operasi darat, udara, dan laut,” jelasnya.

Gatot menambahkan, pencegahan secara dini perlu agar sel ISIS tidak berkembang ganas dan menimbulkan korban jiwa. Upaya yang dilakukan oleh TNI saat ini masih terbatas, karena kewenangan dalam pemberantasan terorisme juga masih bersifat perbantuan. ”(Sekarang) sel-selnya tidur. Dengan adanya bom artinya mereka ISIS kan? Ini sepakat kan. Tinggal kapan bangunnya, kalau ada kejadian mereka bangun,” tandasnya.(gal)

Komentar Anda