Panen Raya, Harga Bawang Merah di NTB Anjlok

Harga Jual di Petani Rp7000/kg

Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah menunjuk Provinsi NTB sebagai sentra produksi sejumlah komoditas pertanian, diantaranya bawang merah, padi, bawang putih, cabai, jagung dan terakhir ini adalah kedelai. Kementan RI bahkan menggenjot provinsi NTB untuk memproduksi sebanyak –banyaknya komoditas hasil pertanian tersebut untuk menjadikan swasembada pangan.

Ketika petani sudah bersemangat untuk menanam dan produksi melimpah, pemerintah pusat justru jadi penonton melihat petani merugi dan tak berdaya. Jika sebelumnya ketika harga jual bawang merah mahal hingga tembus Rp60 ribu/kg, Pemerintah Pusat menugaskan Perum Bulog untuk menyerap produksi bawang petani dengan harga Rp22.500/kg.

Baca Juga :  Realisasi Program Upsus Siwab Mencapai 75 Persen

Tapi kini, produksi sudah mulai melimpah, namun tidak ada tanda-tanda pemerintah mencarikan solusi terkait harga jual bawang merah petani ini. “Sudah semestinya ada harga acuan terendah untuk bawang merah ini. Agar nanti ketika produksi melimpah, harga jual tidak anjlok dan merugikan petani,” ungkapnya.

Husnul menyebut jika potensi lahan untuk penanaman bawang merah di Provinsi NTB mencapai 27 ribu hektar, yang tersebar di Kabupaten Bima, Sumbawa dan Lombok Timur. Hanya saja, dari 27 ribu hektar potensi lahan tersebut, yang sudah bisa dimanfaatkan baru 17 ribu hektar, dengan provitas mencapai 13 ton/hektar.

Baca Juga :  Beras dan Rokok Masih Jadi Penyumbang Penduduk Miskin di NTB

Sementara untuk produksi bawang merah tahun 2017 ini mencapai 185 ribu ton. “Kita berharap kedepan pemerintah mengeluarkan harga acuan pembelian terendah, agar petani termotivasi untuk menanam,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda
1
2