Pamer Segi Tiga Emas, Kapolda Sindir Bupati

MELAWAT: Bupati Lombok Tengah saat beramah tamah dengan Kapolda NTB Brigjen Pol Firli di pendoponya, kemarin (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Kapolda NTB Brigjen Pol Firli melawat ke Pemkab Lombok Tengah, Senin kemarin (6/3).

Kapolda diterima langsung Bupati Lombok Tengah, HM Suhaili FT, Wabup Lalu Pathul Bahri, dan jajarannya serta Ketua DPRD H Achmad Puaddi FT di pendopo bupati. Dalam kesempatan itu, Suhaili kembali memamerkan segi tiga emas yang menjadi ikon dan potensi daerah yang dipimpinnya itu. Menurutnya, segi tiga emas ini diyakini akan mampu mengubah taraf hidup masyarakat setempat. “Kami di Lombok Tengah memiliki tiga segi emas Pak Kapolda. Tiga kelebihan tersebut yakni KEK Mandalika, BIL dan dermaga Awang,” kata bupati di hadapan kapolda.

Suhaili lantas mengurai, keberadaan Bandara Internasional Lombok (BIL) misalnya, masyarakat lingkar bandara sudah bisa menikmati manfaatnya. Terutama bidang lapangan pekerjaan, baik yang bekerja langsung sebagai karyawan maupun berjualan di sekitar bandara.

Selanjutnya, untuk kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika sendiri saat ini pengerjaannya sedang dikebut. Ini juga merupakan satu-satunya andalan terbesar yang dimiliki Lombok Tengah. Lebihnya lagi, pembangunan KEK Mandalika ini sudah masuk dalam skala prioritas pembangunan pemerintah pusat. “Di KEK Mandalika sendiri, pemerintah pusat telah banyak menggelontorkan anggaran percepatan pembangunan. Dan bahkan, dalam acara-acara nasional juga sudah beberapa kali dipusatkan di Kuta, termasuk baru baru ini ulang tahun BUMN,” tuturnya.

Baca Juga :  Sindikat Penjual Emas Palsu Dibekuk

Sedangkan untuk dermaga Awang sendiri, pemerintah pusat juga telah merencanakan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia. Nantinya pelabuhan ini juga akan diupayakan menjadi pusat pelabuhan se Asia Pasifik. “Dari tiga segi emas tersebut, satu yang sudah beroperasi lama dan sudah banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat. Tinggal dua emas yang belum beroperasi dan kami masih menunggu,” terangnya.

[postingan number=3 tag=”loteng”]

Bupati dua periode ini menambahkan, jika nantinya segi tiga emas ini sudah beroperasi semuanya maka, diyakini tidak ada lagi masyarakat Lombok Tengah khususnya akan bekerja di luar. Terutama masyarakat yang memiliki skill dan potensi harus masuk bekerja di tempat tersebut. “Insya Allah, melalui beberapa program kita sudah melakukan pelatihan keahlian bagi masyarakat. Ini kita lakukan guna menyambut pembangunan proyek raksasa ini selesai dan dioperasikan,” ungkapnya.

Selain segi tiga emas, Suhaili juga menyinggung soal potensi sumber daya alam (SDA) Lombok Tengah bagian utara. Terdapat ribuan hektare lahan subur yang berpengaruh besar bagi kesejahteraan masyarakat. ‘’Insya Allah, potensi bagian utara Lombok Tengah juga akan segera dibangun. Sudah ada investor yang siap membangun,’’ tandasnya.

Kapolda NTB Broigjen Pol Firli dalam kesempatan itu mengamini paparan potensi andalan bupati Lombok Tengah, tersebut. Namun, dalam sambutannya Firli menyindir bupati soal keamanan kawasan wisata selama ini. Firli meminta agar bupati sebaiknya fokus menyikapi keamanan kawasan wisata.

Baca Juga :  Atletik Sumbang Medali Emas Perdana

Menurutnya, maju dan mundurnya investasi ataupun kunjungan, itu semua tergantung keamanan. ‘’Jika keamanan tidak menjamin, kami yakin seindah apapun wisata yang kita miliki, tingkat kunjungannya tidak akan maju lantaran keamanan mereka tidak terjamin,” kata kapolda yang baru menjabat dua bulan ini.

Sindiran jenderal bintang satu ini berkaca dari banyaknya angka kriminalitas di kawasan wisata, terutama wilayah selatan. Baik yang menimpa wisatawan domestik maupun mancanegara.

Terjadinya tindakan kriminalitas tersebut, tentunya berpengaruh besar terhadap wisatawan. Sebab, yang pertama dipertanyakan oleh wisatawan adalah tingkat keamanan. ‘’Karena itu saya menekankan kepada Pemkab Lombok Tengah, dalam hal ini Bupati Lombok Tengah untuk lebih memperhatikan keamanan,’’ tekannya.

Berdasarkan kajian kepolisian, sambung Firli, maraknya aksi kriminalitas ini terjadi karena rendahnya tingkat kesejahteraan mereka. Urusan perut menjadi penyebab utama mereka melakukan pelanggaran hukum. Mereka nekat berbuat jahat karena tingkat kesejahteraan mereka sangat kurang. ‘’Untuk itu, saya harapkan pemerintah daerah fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Di samping perlu juga memberikan mereka pelatihan dan kreativitas lainnya,’’ imbuhnya. (cr-ap)

Komentar Anda