Pamer Prestasi, Presiden Sindir Gubernur

MATARAM – Tidak bosan-bosannya, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi memamerkan kemajuan dan prestasi yang berhasil diraih dalam beberapa waktu terakhir. Termasuk di hadapan Presiden Joko Widodo yang berkali-kali menyebut pertumbuhan ekonomi NTB sangat membanggakan.

Dalam memberikan sambuatan acara groundbreaking proyek Mobile Power Plant (MPP) di Jeranjang, Lombok Barat, Gubernur dengan bangga kembali menyebut pertumbuhan ekonomi NTB yang mencapai 9,9 persen pada kwartal pertama. Angka tersebut merupakan yang tertinggi se-Indonesia. "Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi inflasi tetap bisa terjaga. Selama lima bulan terakhir hanya sekali terjadi inflasi," ucapnya Sabtu (11/6).

Deflasi yang dialami NTB tidak berarti daya beli masyarakat rendah. Namun itu karena di daerah ini bisa menekan terjadinya inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi menurutnya benar-benar sehat dan mampu mengurangi pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka mampu dikurangi menjadi 3,36 persen. Setiap tahun terus diupayakan untuk diturunkan. "Itu artinya arah pembangunan di NTB mampu membuka ruang kerja bagi masyarakat," katanya.

Selain itu, prestasi dalam bidang infrastruktur juga dinilai sangat membanggakan. Saat ini jalan nasional sudah mencapai 100 persen, jalan provinsi 70 persen dan jalan kabupaten sudah 65 persen tuntas. "Untuk kebutuhan irigasi, sekarang sedang dikerjakan bendungan besar di Sumbawa. Kemudian berikutnya sesuai janji menteri PU-PR akan ada lagi dua bendungan di Lombok, sehingga sempurnalah masalah irigasi di NTB," ucap Gubernur.  Kedatangan presiden kali ini lanjutnya, menjadi motivasi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk terus berbenah. "Kami selalu bangga dengan kedatangan Pak Presiden, Insya Allah tanggal 30 Juli nanti akan hadir lagi untuk membuka MTQ," tutup Gubernur.

Baca Juga :  Disaksikan Ribuan Warga, Souvenir Dari Presiden jadi Rebutan

Presiden Joko Widodo dengan spontanitasnya menyindir Gubernur. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak ada artinya apabila kehidupan masyarakat masih kesulitan. Seolah ingin membuktikan ucapan Gubernur yang bangga dengan  pertumbuhan ekonominya, Presiden meminta masyarakat yang tidak  punya listrik untuk maju. "Silahkan maju yang belum terpasang listrik, tidak perlu takut," ujar Presiden.

Tanpa disangka, berbondong-bondong masyarakat maju ke depan panggung. Mereka adalah warga sekitar yang tidak mampu memasang sambungan listrik baru. Jumlah yang ada di panggung sekitar 42 orang, itupun karena banyak yang tidak diizinkan lagi maju kedepan.

Di tengah sesumbar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Presiden menanyakan kepada masyarakat mengapa tidak memasang listrik di rumahnya dan lebih memilih numpang di tetangga. "Kenapa ibu numpang di tetangga, kenapa tidak pasang yang baru saja?," tanya Presiden.

Seorang warga dengan polosnya menjawab mewakili yang lain, mereka belum memasang kilometer listrik karena tidak mampu membeli. Harganya tidak bisa dijangkau oleh mereka yang padahal hidupnya di sekitar lokasi PLTU Jeranjang. "Kami tidak punya uang Pak untuk pasang baru, makanya ngalir (numpang – red) di tetangga," jawab seorang warga.

Warga hanya mampu menumpang listrik di rumah tetangga dengan biaya sewa sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per bulan. Melihat realita di depannya jauh dari pertumbuhan ekonomi yang didengar, Jokowi berjanji kepada warga yang hadir bahwa mereka akan mendapatkan kilometer secara gratis.

Jokowi siap membayarkan langsung berapapun jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan listrik di 42 rumah warga tersebut. Namun kembali spontanitas ala Jokowi timbul, bukannya meminta kepada Gubernur malah Jokowi melempar ke Sopian  Basyir selaku Dirut PLN. "Yang bayarkan mereka saya langsung atau Pak Dirut nih ?," tanya Jokowi yang lansung dijawab siap oleh Sopian Basyir.

Baca Juga :  Ditipu Rp 220 Juta, Balon Gubernur Lapor Polisi

Jokowi mengingatkan, bahwa listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Jokowi tidak yakin pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa baik dengan kondisi listrik yang tidak stabil. "Tidak ada artinya pertumbuhan ekonomi tinggi apabila listrik tidak dimiliki masyarakat," ujar Jokowi.

Ia mencontohkan usaha-usaha kecil di rumah sangat bergantung kepada listrik. Apabila listrik terganggu maka usaha juga akan terganggu. "Jangankan usaha yang tidak terganggu, anak-anak saja jadi malas belajar kalau mati listrik," kata Jokowi menyinggung Gubernur.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik telah merilis pertumbuhan ekonomi NTB. Ekonomi Provinsi NTB triwulan I-2016 bila dibandingkan setahun yang lalu pada triwulan I-2015 (y-on-y) memang tumbuh sebesar 9,97 persen, tetapi lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 19,43 persen.

Perlambatan ini disebabkan oleh pergeseran panen raya yang semula memuncak di Bulan Maret, bergeser ke Bulan April. Selain itu, perlambatan juga disebabkan oleh peningkatan produksi tambang bijih logam yang lebih rendah dibandingkan yang terjadi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekonomi Provinsi NTB triwulan I-2016 jika dibandingkan triwulan IV-2015 (q-to-q) tumbuh 2,24 persen. Sedangkan tanpa sub kategori pertambangan bijih logam pada triwulan I-2016

Secara y on y mengalami pertumbuhan hanya sebesar 5,68 persen. Artinya secara q to q mengalami pertumbuhan hanya sebesar 1,21 persen. (zwr)

Komentar Anda