Pakar Proyeksi Ekonomi NTB Tumbuh 5 Persen

Dr Firmansyah (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM -Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram (Unram) Dr Firmansyah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB berada di angka 5±1 persen pada tahun 2022. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya event olahraga Internasional yang digelar di NTB.

“Saya kira dorongan dari kegiatan Internasional cukup signifkan untuk pertumbuhan ekonomi. Tapi dengan tren kegiatan event-event di NTB yang kemarin sukses, itu bisa menjadi best mart bagi pelaku bisnis. Jadi kita optimis walaupun tidak sepenuhnya dianggap berkualitas” kata Dr Firmansyah, Selasa (25/10).

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa laju pertumbuhan ekonomi NTB tidak sepenuhnya terus meningkat. Ada tantangan yang menghalangi. Pertama kondisi saat ini masih dibayangi-bayangi pandemi Covid-19. Ditambah lagi dampak dari adanya perang Rusia-Ukraina. Tak ayal kedua aspek tersebut cukup membuat khawatir para pelaku pasar, bahkan tidak sedikit yang ruang-ruang investasi di NTB masih wait and see.

Baca Juga :  PLN Kembali Raih Best Green Loan Internasional atas Akselerasi Transisi Energi

“Kita tidak bisa berharap tren pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Hentakan ekonomi global nyatanya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah. Kemudian inflasi juga masih cukup mengkhawatirkan baik secara global maupun nasional,” terangnya.

Menurut Firmansyah, untuk menjaga stabilitas perekonomian daerah dbutuhkan penanganan dari semua unsure, terutama dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sebab inflasi merupakan akar dari berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, seperti kemiskinan, pengangguran, daya beli masyarakat turun. Semua itu adalah dampak dari tingginya inflasi.

“Kita harapkan ada semacam deteksi dini oleh pemangku kebijakan untuk melihat kira-kira inflasi ke depan itu seperti apa, bagaimana menanggapi ekonomi global yang bergejolak,” ujarnya.

Selain itu, dalam menjalankan roda perekonomian daerah, diperlukan juga persamaan persepsi antara semua pihak. Mulai dari dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi hingga Pemerintah. Mengingat selama ini masing-masing leading sektor bergerak dengan sendiri-sendiri.  Harusnya dengan kondisi ekonomi seperti ini semua pihak bisa menyamakan persepsi. Sekarang bagaimana membangun jembatan antara Dinas Perdagangan, Perindustrian dan dinas hulu (Peternakan, Perikanan dan Pertanian),” bebernya.

Baca Juga :  16 Kecamatan di Lotim Dinyatakan Bebas Covid-19

Sehingga kalau ada jembatan yang menghubungkan semua lini, maka ekonomi berkualitas, dan kewirausahaan, serta industrialisasi dapat dikembangkan. Untuk itu, Firmasnyah menyarankan Pemerintah Daerah mulai memetakan mana peluang yang bisa diambil dan mana kelemahan yang bisa di-upgrade. Duda sektor fundamental yang perlu diperhatikan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah, pertama adalah industri perdagangan. Kemudian sektor hulu yakni pertanian, peternakan dan perikanan. Karena jika hanya sebatas produksi mentahan saja, tentu tidak akan sanggup meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara siginifikan.

“Kita optimis ekonomi NTB bisa tumbuh di kisaran 5±1 persen, tapi dengan catatan ekonomi lokal bisa tumbuh. Bukan hanyan produknya, tapi juga SDM, industri lokal yang bisa di-upgrade,” pungkasnya. (cr-rat)

Komentar Anda