Pakar IPB Turun Pantau Bawang Putih Sembalun

Pakar IPB Turun Pantau Bawang Putih Sembalun
BAWANG PUTIH: Pakar Pertanian Organik IPB, Prof Sobri bersama tim memantau demplot bawang putih Sembalun di area demplot penanaman benih bawang putih Sembalun seluas 1,1 hektar. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

SELONG—Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggra Barat (NTB) terus menunjukan konsistensinya untuk mengembalikan kejayaan bawang putih Sembalun yang ada di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Setelah melakukan penanaman perdana demplot seluas 1 hektar lebih, Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB kembali menghadirkan pakar pertanian organik dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Sobir, dan Balitsa Bandung, Dr. Bagus Bandung untuk memberikan pemahaman kepada petani bawang putih Sembalun, Selasa kemarin (11/7).

Kehadiran kedua pakar pertanian organik dari IPB dan Balitsa Bandung yang didatangkan oleh Perwakilan BI Provinsi NTB tersebut untuk memberikan pengetahuan secara lengkap terkait metode tanam organik khususnya untuk bawang putih Sembalun.

Manajer Pengembangan UMKM  Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, Ni Nyoman Sariani mengatakan, dalam rangka swasembada bawang putih tahun 2019 Sembalun ditetapkan sebagai sentra bibit bawang putih nasional dengan penanaman pada September – Oktober 2017 seluas 2.000 hektar dan Kabupaten Temanggung seluas 1.000 hektar. Sembalun berpotensi sangat besar untuk menjadi menjadi sentra produksi bawang putih nasional, mengingat 48 pesen produksi bawang putih nasional disumbang oleh Provinsi NTB.

Baca Juga :  Kejayaan Bawang Putih Sembalun akan Dikembalikan

Hal tersebut menjadi fokus Bank Indonesia untuk mendorong peningkatan produksi bawang putih Sembalun. Dengan menggunakan metode total organik baik dari aspek bibit, pupuk, maupun pestisida. Dengan menerapkan metode total organik tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat positif bagi kesehatan manusia maupun hara tanah.

“Konsep total organik juga dianggap ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik dari pengolahan limbah maupun kotoran hewan sehingga limbah yang ada juga memiliki nilai tambah,” kata Sariani dihadapan puluhan petani bawang putih Sembalun, Selasa kemarin (11/7).

Pakar pertanian organik IPB, Prof. Sobir menekankan pentingnya bercocok tanam dengan cara yang sehat, sehingga turut mendukung kesehatan masyarakat. Ia juga menyampaikan untuk meningkatan produktivitas bawang putih organik dapat dilakukan melalui penguatan kelompok dan perbaikan teknik budidayanya. “Varietas benih pun harus dipilih secara selektif agar menunjang kualitas umbi bawang,” jelas Sobri.

Baca Juga :  Kasus Renovasi Pusuk Sembalun, Polisi Tunggu Audit BPKP

Sementara itu, Dr. Bagus mengingatkan bahwa untuk mencapai tingkat produksi tinggi pola pengairan harus diperhatikan, karena bawang putih membutuhkan pasokan air dari penanaman sampai dengan menjelang panen.

Selain itu, terkait pengendalian hama secara preventif, dimana pengendalian hama tidak dilakukan pada saat terserang hama namun dilakukan jauh sebelumnya dengan jalan penentuan waktu tanam. “Pengendalian hama dengan menggunakan tanaman border berupa jagung secara rapat, dipandang menjadi salah satu solusi yang cukup efektif,” ujarnya.

Program pendampingan dan sosialisasi kepada petani di Sembalun, sebagai salah satu bentuk komitmen BI NTB dalam mendukung dan mensukseskan kembalinya kejayaan bawang putih Sembalun yang beberapa tahun ini meredup, karena kebijakan impor dari pemerintah.

“Bank Indonesia meyakini bahwa apabila hal ini dilaksanakan secara konsisten dan tepat prosedur, maka bukan tidak mungkin kejayaan bawang putih di Sembalun akan terwujud,” tutup Sariani. (luk)

Komentar Anda