MATARAM – Ratusan siswa baru di SMPN 1 Mataram tidak kebagian kursi saat proses belajar mengajar.
Akibat keputusan menerima siswa baru melebihi kapasitas sekolah, siswa belajar secara lesehan. Kondisi ini cukup memperihatinkan. Sejumlah siswa pun mengaku, tidak nyaman mengikuti proses belajar dengan lesehan. Mereka kesulitan untuk menulis. Sehingga mereka pun berharap, kursi dan meja belajar bisa segera tersedia.
Kepala SMPN 1 Mataram, Saptadi Akbar mengatakan, terdapat lima rombongan belajar di sekolahnya yang belum memiliki kursi dan meja. Dimana, setiap rombongan belajar diisi 40 siswa. ‘’ Sekolah sudah over kapasitasi, tapi mau gimana lagi desakan orang tua ingin masukan anak ke sekolah,’’ katanya Jumat kemarin (21/7).
Saptadi menjelaskan, sekolahnya telah memberlakukan kurikulum 2013. Itu artinya, rombongan belajar dan daya tampungnya terbatas. Sekolahnya hanya bisa menampung 8 rombongan belajar dengan daya tampung setiap rombongan belajar 32 siswa. Pihaknya sudah menyampaikan hal ini ke dinas pendidikan dan kebudayaan.
Namun, karena adanya kebijakan dinas pendidikan dan kebudayaan serta kuatnya desakan dari masyarakat yang memaksa menyekolahkan anaknya di sekolah ini, maka dengan terpaksa, pihaknya menerima siswa melebihi kepasitas sekolah. ‘’Kondisi kekurangan sarana dan prasarana ini, telah kami sampaikan ke dinas serta pihak legislatif. Kedua pihak itu berjanji akan segera melengkapi kekurangan sarana dan prasarana,’’ ucapnya.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana angkat bicara. Ia berjanji, akan segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Mataram, H Sudenom agar segera mengatasi persoalan ini. Menurutnya, persoalan kekurangan sarana dan prasarana belajar ini harus segera diatasi. Karena ini untuk kenyamanan dan kesehatan peserta didik. ‘’Siswa tidak boleh dibiarkan terlalu lama belajar dengan cara lesehan,’’ tegasnya.
Meski demikian, Mohan tak sependapat, jika kondisi ini terjadi karena adanya pemaksaan ke pihak sekolah untuk menerima siswa melebihi kapasitas sekolah. Keputusan pihaknya untuk tetap menerapkan sistem bina lingkungan saat penerimaan siswa baru tahun ini, karena pihaknya memiliki prinsip seluruh anak usia sekolah di Kota Mataram harus tertampung. ‘’Tidak boleh berhenti sekolah hanya karena alasan kesulitan mencari sekolah lanjutan,’’ singkatnya. (dir)