
MATARAM – Aduan orang tua murid terkait dengan meni makanan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cakranegara dikeluhkan orang tua karena basi. Kalangan orang tua sudah menyampaikan keluhan tersebut ke DPRD kota Mataram.
Sekertaris Komisi IV DPRD kota Mataram, Nyayu Ernawati menagtakan, ada laporan orang tua yang masuk SD dan TK di kawasan Cakranegara makanan dalam kondisi tidak layak konsumsi, dan diduga basi. ‘’Kondisi makanan basi dan tidak bisa dimakan. Orang tua khawatir kalau dimakan bisa menganggu kesehatanya,’’ katanya kepada Radar Lombok, Selasa (15/4).
Saat ini, pelaksaan MBG masih tahapan uji coba di Kota Mataram sejak awal Februari lalu. Ia menyatakan keprihatinan dan kegeramannya terhadap kondisi tersebut. Mengingat masalah ini bukan sekadar kelalaian, tapi potensi bahaya nyata bagi anak-anak. “Ini makanan basi yang diterima anak-anak dalam kondisi tidak layak makan. Katanya makanan bergizi, kok seperti ini,’’ sesalnya.
Menurutnya, program yang sejatinya bertujuan meningkatkan asupan gizi dan kualitas kesehatan peserta didik justru terancam menjadi bumerang. “Kalau anak-anak sampai keracunan, siapa yang bertanggung jawab. Jangan sampai anak-anak kita dijadikan kelinci percobaan,” tegas Nyayu.
Ia menyayangkan minimnya pengawasan dan kontrol kualitas dari pihak penyelenggara. Ia menilai, distribusi MBG tidak boleh dilakukan asal-asalan, apalagi menyangkut konsumsi anak-anak usia dini. “Kalau memang belum siap, jangan dipaksakan. Tapi kalau sudah jalan, maka pengawasan itu harga mati. Makanan yang sampai ke anak-anak harus dicek dulu, layak atau tidak,’’ ujarnya.
Ia sudah melakukan koordinasi langsung dengan Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan dan mendorong adanya koordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk lebih perketat pengawasan soal makanan. Ia menambahkan, kejadian seperti ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap program-program sosial pemerintah.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf menanggapi laporan orang tua siswa terkait temuan MBG yang diduga dalam kondisi basi di sejumlah sekolah. Untuk pengawasan terhadap kualitas dan kelayakan konsumsi makanan dalam program MBG bukan menjadi kewenangan utama dinas pendidikan. “Soal masalah itu, silakan langsung tanya ke Kepala SPPG atau penyedia,’’ jelasnya.
Saat ini, tugas Disdik lebih pada aspek pemenuhan administrasi program. Sedangkan terkait kesehatan dan kualitas makanan, ia menyerahkan sepenuhnya kepada dinas teknis yang membidangi. “Masalah kesehatan dan kualitas makanannya itu tugas Dinas Kesehatan dan BPOM,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, H Emirald Isfihan terkait dengan laporan warga yang dugaan MBG yang tak layak konsumsi dibagikan ke beberapa sekolah saat ini, saat ini belum ada laporan masuk mengenai siswa yang mengalami gangguan kesehatan akibat konsumsi makanan tersebut. “Belum ada laporan masuk tentang pasien yang ditangani akibat makanan MBG,” katanya.
Secara spesifik memang untuk pengawasan gizi juga ada dari BPPOM. Sehingga betul-betul sesuai dan standar gizi yang dipenuhi selama ini. sampai sejauh ini, berjalan seperti biasanya dan belum ada laporan yang langsung diterima dinas kesehatan. (dir)