Operasi Zebra, Pelanggar Didominasi Pelajar

Pelanggar Didominasi Pelajar
DIAMANKAN: Puluhan kendaraan yang terjaring razia masih diamankan di Mapolres Lobar hasil razia beberapa waktu lalu.( Dok/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG-Operasi Zebra Gatarin 2019 sudah selesai digelar di wilayah hukum Polres Lombok Barat dari tanggal 23 Oktober sampai 5 November lalu. Hasilnya, ada 2.144 pengendara yang kena tilang karena melanggar aturan lalu lintas.”Dari jumlah itu pelanggar terbanyak didominasi oleh anak di bawah umur dengan persentase sekitar 60 persen,” demikian dikatakan Kapolres Lombok Barat, AKBP Heri Wahyudi, kemarin (6/11). Ia didampingi Wakapolres dan Kasat Lantas.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pelanggaran tahun ini mengalami peningkatan. Polisi mengamankan jaminan barang bukti berupa STNK sebanyak 1379 lembar, kemudian SIM sebanyak 151 lembar serta mengamankan roda dua sebanyak 182 unit dan roda empat sebanyak 17 unit.” Angka pelanggaran mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu,” akunya.

Tahun lalu ada 643 pelanggaran dengan tilang sebanyak 470 perkara dan teguran sebanyak 173 perkara. Sementara itu dari angka kecelakaan lalu lintas juga mengalami peningkatan, tahun 2018 terjadi lakalantas dengan dua kasus, sedangkan di tahun 2019 ini meningkat menjadi enam kasus.”Dari enam kasus ada dua yang meninggal dunia,” imbuhnya.

Selain memberikan tilang, selama operasi Polres Lombok Barat juga   mengamankan sejumlah kendaraan yang terindikasi bodong. Sekitar dua puluhan kendaraan ini sampai sekarang belum diambil oleh pemiliknya. Padahal, kalau motor tersebut memiliki kelengkapan, silakan saja diambil dan itu tidak dilakukan pungutan sedikit pun.”Puluhan  kendaraan yang diduga bodong  diamankan dalam Operasi Zebra sekarang, termasuk hasil razia beberapa bulan lalu masih ada dan belum diambil oleh pemiliknya,” ungkap Kapolres.

Untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas oleh anak di bawah umur, polisi akan lebih melakukan upaya sosialisasi dan edukasi pada masyarakat terutama dengan menyasar sekolah dalam meningkatkan kesadaran mereka.” Kita berikan edukasi agar mereka tidak membawa kendaraan ke sekolah,” imbuhnya.

Kepada orang terbit akan diberikan sosial agar tidak memberikan kendaraan kepada anak yang belum cukup umur karena sangat berpotensi kepada lakalantas.” Dari orang tua harus lebih waspada tentang bahaya korban lakalantas ini karena penyumbang terbanyak pelanggaran lalin dan lakalantas ini dari anak di bawah umur,” tegasnya.(ami)

Komentar Anda