Oktober Nilai Ekspor NTB Anjlok 25,67 Persen

Endang Tri Wahyuningsih

MATARAM—Besarnya tumpuan ekonomi Provinsi NTB terhadap sektor tambang/galian berdampak juga terhadap nilai ekspor. Peran sektor pertambangan yang begitu besar juga menyebabkan nilai ekspor NTB setiap bulannya tidak stabil. Dimana ketika ekonomi global memburuk ataupun melambat, maka akan berpengaruh besar terhadap nilai ekspor NTB.

Hal tersebut dialami Provinsi NTB sebagai daerah penghasil tambang, melalui operasional PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), yang kini berubah namanya menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), setelah mayoritas sahamnya dibeli oleh pengusaha nasional, Arifin Panigoro.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat, nilai ekspor NTB pada bulan Oktober 2016 sebesar US$ 105.874.831, atau mengalami penurunan 25,67 persen jika dibandingkan ekspor September 2016 yang bernilai US$ 142.442.639.

Baca Juga :  2017, Ekspor Produk Non Tambang di NTB Anjlok

“Jenis barang ekspor NTB di bulan Oktober terbesar adalah barang tambang/galian non migas senilai US$ 101.598.368, atau lebih, dari 95,96 persen dari nilai total ekspor NTB,” kata Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih, Selasa kemarin (15/11).

Disebutkan, penurunan nilai ekspor NTB di bulan Oktober 2016 disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor barang tambang/galian non migas yang memiliki kontribusi ekspor dominan. Tingginya pengaruh sektor pertambangan terhadap nilai ekspor NTB tentunya perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah, untuk mencari komoditas ekspor diluar pertambangan. Sehingga ekspor NTB tidak terlalu berharap besar terhadap sektor pertambangan.

Terlebih, sektor pertambangan sangat bergantung dengan nilai tukar dolar Amerika, serta perekonomian global. Jika seperti sekarang ini, maka tentu akan berdampak juga terhadap nilai ekspor pertambangan.

Baca Juga :  Selly Kecewa Terhadap Ekspor NTB

Selain itu, terkait juga dengan batasan maksimal kuota ekspor konsentrat dari pemerintah, serta masalah izin perpanjangan untuk ekspor oleh pemerintah untuk barang tambang/galian tersebut.

Endang melihat potensi kerajinan dan anyaman serta perhiasan dan mutiara begitu besar peluangnya untuk mendongkrak ekspor NTB. Selain itu juga komoditas lainnya, termasuk hasil pertanian, peternakan serta perikanan juga memiliki peluang untuk mendongkrak nilai ekspor NTB kedepannya. Sehingga ketergantungan begitu besar terhadap barang tambang/galian bisa lebih diperkecil. “Untuk ekspor perhiasan/permata seperti mutiara dan lainnya cukup tinggi di Oktober 2016, naik mencapai 3.30 persen,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda