
MATARAM – Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram menggerebek dua terduga pengedar dan empat orang pengguna narkoba. Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan dari kasus serupa sebelumnya.
“Penggerebekan terhadap terduga pengedar ini merupakan hasil pengembangan dari kasus sebelumnya,” ujar Kasat Narkoba Polresta Mataram, AKP I Gusti Ngurah Bagus Suputra, Kamis (22/5).
Operasi yang digelar pada Rabu petang (21/5) itu berlangsung di lima tempat kejadian perkara (TKP). Petugas berhasil mengamankan dua terduga pengedar sabu berinisial BH alias Bait dan RSP, serta empat orang lainnya yang diduga sebagai pengguna.
Pengungkapan ini berawal dari keterangan tersangka berinisial R yang ditangkap sebelumnya. Tim Opsnal kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap BH di pinggir Jalan Imam Bonjol, Cakranegara (TKP I), saat ia sedang bekerja sebagai satpam.
Pengembangan berlanjut secara berantai ke lima lokasi berbeda. Dari rumah BH di kawasan Sayang-Sayang (TKP II), petugas mengamankan MF. Kemudian, penggerebekan dilakukan di sebuah kos-kosan di Karang Taliwang (TKP III), di mana M berhasil ditangkap. Operasi dilanjutkan ke rumah lain di wilayah yang sama (TKP IV), petugas mengamankan RSP, BM, dan HA. Penggeledahan terakhir dilakukan di rumah RSP (TKP V) yang diduga kuat sebagai lokasi transaksi narkoba.
Dalam penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, narkotika jenis sabu seberat 0,25 gram, timbangan digital, alat isap sabu, klip bening kosong, dan berbagai perlengkapan lain yang digunakan dalam aktivitas peredaran narkoba. Beberapa unit telepon genggam dan uang tunai hasil transaksi juga turut diamankan.
“Ada juga klip bening berisi tawas seberat 1 ons yang kami duga digunakan sebagai bahan campuran dalam peredaran narkoba tersebut,” ungkap Bagus Suputra.
Ia juga menegaskan bahwa BH dan RSP diduga kuat berperan sebagai pengedar. Bahkan, mereka diduga terlibat dalam jaringan pengedar lintas provinsi. Sementara itu, empat orang lainnya masih dalam pemeriksaan intensif untuk mendalami keterlibatan mereka.
“Kami masih mendalami peran masing-masing. Ada indikasi kuat BH dan RSP adalah pengedar, sedangkan empat lainnya kemungkinan hanya pengguna. Penyelidikan akan terus dikembangkan untuk mengungkap jaringan yang lebih luas,” ujarnya. (rie)