TANJUNG–Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Dinas Sosial Kabupaten Lombok Utara (KLU) Tri Nuril Fitri angkat bicara terkait kasus pencabulan yang dilakukan oknum guru honor di salah SD di Tanjung terhadap muridnya.
Fitri menyebut bahwa murid yang jadi korban dalam kasus ini tidak hanya 11 seperti informasi yang berkembang, tetapi sudah 17 murid. Didapat informasi, aksi M pria 30 tahun ini sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Saat itu aksi pelaku ditahu oleh pihak sekolah. “Sekolah kemudian memanggil yang bersangkutan dan diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatan,” ujarnya, Senin (15/8).
Saat itu pelaku kata Fitri mengiyakan permintaan pihak sekolah. Namun sekitar dua pekan lalu, pelaku kembali melakukan aksi cabulnya meraba payudara dan pantat murid. “Kami dilaporkan oleh konselor bahwa semakin banyak anak-anak yang menjadi korban,” bebernya.
Dari informasi tersebut pihaknya kemudian langsung turun melakukan pemeriksaan. Tetapi pihaknya tidak langsung ke sekolah, melainkan mendatangi orang tua korban dan juga korban. “Kami kumpulkan sebagian. Dari anak ini menyampaikan si ini juga. Si A, si B dan si C juga mengalami hal yang sama,” bebernya.
Aksi pencabulan tersebut kata Fitri salah satunya dilakukan ketika anak-anak menghafalkan Pancasila, dipangil satu per satu ke dalam ruang kelas. Khusus siswa perempuan pelaku menutup pintu secara rapat dan memperingatkan siswa lain supaya tidak mengintip. “Terjadilah pelecehan saat itu. Seperti meraba payudara dan juga kelamin. Dipeluk, didudukkan di atas pangkuannya. Bahkan mengeluarkan penisnya juga, tetapi tidak memasukkan,” ungkapnya.
Atas perbuatan pelaku tersebut ada salah seorang murid sampai trauma dan tidak berani masuk sekolah. Orang tua korban kemudian sangat keberatan dengan aksi pelaku ini dan meminta pihak sekolah bertindak. “Bahkan ketika kami ke sana, orang tua siswi ini sudah mau demo tapi setelah rapat komite akhirnya pelaku ini dipecat dan sudah tidak ada lagi di sekolah,” katanya.
Saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Lombok Utara. Pihaknya mendorong supaya pelaku bisa segera diamankan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan. Jika tidak, dikhawatirkan bakal ada korban lagi, mengingat pelaku M ini diduga mengalami kelainan seksual. “Dia ini sebenarnya sudah punya anak 3 tetapi begini kelakuannya. Mungkin ada kelainan,” tuturnya.
Terhadap para korban, Fitri mengaku akan melakukan trauma healing, dengan memberikan dukungan agar mental mereka kembali kuat lagi. (der)