Ogah Disalahkan karena Hujan Saat WSBK, Pawang Hujan Lapor Polisi

MELAPOR: Damai Santoso alias Amaq Daud saat melaporkan salah satu akun yang menyakitinya sebagai pawang hujan ke Polres Lombok Tengah, Senin (22/11). (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Seorang pria bernama Damai Santoso alias Amaq Daud terpaksa membawa perkaranya ke kantor polisi. Warga Dusun Sangkung Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut, ini tak tahan dengan olok-olokan yang menimpanya di media sosial.

Damai sendiri dikatakan dalam media sosial sebagai sosok pawang hujan. Selaiknya pawang, Damai diyakini mampu menghalangi turunnya hujan atau setidak-tidaknya memindahkan hujan agar tak turun di lokasi yang dihajatkan. Damai sendiri dikaitkan sebagai pawang hujan saat event WSBK di Sirkuit Mandalika.

Namun kenyataanya, hujan lebat mengguyur area sirkuit dan sekitarnya saat event WSBK. Sehingga dalam salah satu postingan akun “@leekuwangso” menyudutkan pawang hujan. Lebih dari itu, postingan “@leekuwangso” dibanjiri komentar yang tidak menyakitkan hati.

Karena itu, Damai kemudian memilih jalur hukum untuk mengatasi persoalanya. Ia melaporkan postingan yang menyudutkan dirinya ke Polres Lombok Tengah, Senin (22/11). Ia menganggap nama baiknya telah dicemarkan atas postingan itu.

Apalagi, banyak komentar kemudian yang memposting dirinya bersama Presiden Joko Widodo. Mengingat, Damai sendiri mengakui pernah diminta bantuan sebagai pawang hujan. Tapi tidak waktu event WSBK melainkan saat kedatangan Presiden Jokowi. “Kata-kata yang mencemarkan nama baik saya seperti the traditional rain controller not working at # WorldSBK (red: pawang hujan) dan hujan badai guyur sirkuit mandalika, balapan pertama world  not working alias gak mempan. Dilampirkan dengan poto saya waktu kedatangan bapak presiden RI Joko Widodo hari Jumat Minggu lalu,” ungkap Damai saat ditemui di Polres Lombok Tengah, kemarin.

Baca Juga :  Tiket WSBK Sabtu Masih Bisa Digunakan Minggu, Antigen & PCR Tetap Wajib

Atas unggahan kata-kata pelaku di medsos inilah, pelaku dianggap telah menjatuhkan harga diri dan telah menghina serta melecehkan serta merusak nama baiknya. Karena dirinya dan keluarga yang lain tidak pernah diundang pihak ITDC maupun MGPA untuk sebagai pawang hujan saat WSBK berlangsung, kecuali pada waktu kedatangan presiden RI tersebut. “Makanya saya datang melaporkan permasalahan ini dengan harapan bapak Kapolres Lombok Tengah untuk membantu menyelesaikan perkara penghinaan, pelecehan serta pencemaran nama baik saya melalui media sosial ini,” tegasnya.

Pihaknya kembali menegaskan bahwa dipajangnya foto dirinya dianggap sangat mencemarkan nama baik dirinya. Karena memang dirinya hanya digunakan waktu presiden RI datang dan hanya di kontrak satu hari saja dan tidak digunakan saat superbaike berlangsung. “Beberapa kali presiden datang, alhamdulilah tidak pernah ada hujan karena tuhan yang menentukan. Kita sebagai syarat atau perantara saja, karena yang menentukan adalah Tuhan,” terangnya.

Baca Juga :  Persiapan MotoGP 2022, NTB Dapat Tambahan Dana Infrastruktur Pariwisata UKM dan LH

Yang disayangkan dirinya setelah melihat berbagai komentar yang menganggap pawang hujan tidak bekerja maksimal dengan mencantumkan poto dirinya. Padahal poto yang beredar bukan saat superbaike tapi saat kedatangan presiden. “Bahkan saat kedatangan presiden ada yang poto kita minta untuk tidak di ser (tidak dikirim,red) karena kita ini bukan penentu atau penahan hujan. Tapi karena itu semua izin alloh, alhamdulilah beberapa kali kita dipakai waktu datangnya presiden, menteri, dorna dan lainnya ternyata tidak pernah ada hujan,” terangnya.

Sementara itu, Kanit 1 SPKT Polres Lombok Tengah, IPDA Supardi ketika dikonfirmasi membenarkan adanya laporan pawang hujan ini. Pihaknya mengaku bahwa sudah menerima laporan tersebut dan akan ditindaklanjuti dengan melaporkan ke pimpinan. “Laporannya sudah kita terima, tinggal kita tindaklanjuti untuk kita sampaikan ke pimpinan,” katanya. (met)

Komentar Anda