NW dan NWDI Main Politik Dua Kaki

BERLABUH: Tiga elite NW memilih berlabuh ke Partai Golkar. Sedangkan NW secara organisasi mendukung Gerindra. (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Ormas NW dan NWDI akhirnya memilih bermain politik dua kaki. Itu terlihat dengan kader NW dan NWDI yang menyebar di dua parpol.

NW secara kelembagaan memilih ke Gerindra. Tetapi sejumlah elite NW memilih ke Golkar. Begitu juga NWDI yang sebagian besar kader bernaung ke NasDem. Tetapi Ketua Umum PB NWDI TGB M Zainul Majdi menjadi  Ketua Harian DPP Perindo. “Ini bentuk dari tidak konsistennya ormas NW dan NWDI dalam merawat parpol sebagai afiliasi politiknya,” kata Pengamat UIN Mataram Agus, M. Si kepada Radar Lombok, Senin kemarin (25/7).

Ia melihat, pilihan politik NW ke Gerindra, sebagai upaya melabuhkan aspirasi politik kepada parpol yang relatif sudah mapan di parlemen. Dengan makin dekatnya waktu Pemilu 2024, membuat NW harus menentukan sikap cepat untuk mengarahkan politik ke parpol besutan Prabowo Subianto itu.

Itu terlihat dengan NW secara organisasi sudah menandatangani kesepakatan dengan DPD Gerindra NTB untuk mendukung parpol itu pada Pileg dan Ketum DPP Partai Gerindra pada Pilpres 2024. “Tapi NW membiarkan elite lain untuk bergabung ke Golkar,” ungkap mantan Anggota KPU NTB tersebut.

Baca Juga :  Tutup Muktamar, TGB Luncurkan Buku Tentang Covid-19

Tak jauh berbeda, NWDI juga secara institusi memberikan dukungan ke NasDem. Dengan nyaris sebagian besar kader NWDI berada di NasDem. Bahkan, elite NWDI yakni Sitti Rohmi Djalilah ditunjuk menjadi Ketua DPW NasDem NTB.

Namun belakangan, TGB melakukan manuver politik dengan menjadi ketua konvensi nasional rakyat Perindo dan akhirnya ditunjuk menjadi Ketua Harian DPP Perindo. “Ini artinya baik NW dan NWDI memainkan politik dua kaki,” paparnya.

Pengamat politik lainnya Dr Ihsan Hamid. berpandangan, keputusan NW dan NWDI untuk bermain politik dua kaki pasti ada plus minusnya. Dengan bermain dua kali, maka dalam konteks politik kekuasaan, tentu akan memberikan peluang lebih besar kepada kader NW dan NWDI untuk bisa meraih kekuasaan politik di legislatif dan eksekutif.

Namun demikian, untuk bisa melakukan kalkulasi politik secara matang, dan kedua ormas itu tidak dirugikan dengan keputusan politik, maka tinggal bagaimana di internal NW dan NWDI, bisa mengatur diri agar dukungan jemaahnya bisa optimal untuk keterpilihan kader pada Pileg 2024.

Baca Juga :  NW Berlabuh ke Gerindra

Menurutnya, jika tidak dilakukan komunikasi internal dengan baik di kedua ormas tersebut. Maka arah suara jemaah berpotensi tercecer. Yang pada akhirnya, membuat kader kedua ormas itu tidak memperoleh dukungan suara maksimal. “Misalnya untuk pilihan DPR RI, jemaah NW dukung Gede Samsul. Sedangkan pilihan untuk DPRD provinsi dan kabupaten kota dukung Gerindra. Begitu juga di NWDI, untuk DPR RI dukung Syamsul Luthfi dari NasDem dan untuk DPRD provinsi dan kabupaten kota dukung kader di perindo,” jelasnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Mataram Dr Saipul Hamdi mengungkapkan, dengan pilihan NW dan NWDI bermain di dua kaki, berpotensi menimbulkan kebingungan di tingkat jemaah. Sebab itu, perlu ada langkah tepat yang bisa dimainkan oleh NW dan NWDI, agar dukungan bisa maksimal. “Karena ini akan membuat keterbelahan dukungan jemaah,” lugasnya. (yan)

Komentar Anda