Nurfadilah Al Adabiah, Mahasiswi FK Unram Penghafal Alquran 30 Juz

boks
HAFIDZAH: Nurfadilah Al Adabiah mahasiswi FK Unram penghafal 30 juz Alquran. Nurfadilah masuk FK Unram setelah mendapatkan beasiswa bidik misi jalur ponpes. (Nasri/Radar Lombok)

Tidak banyak mahasiswa yang menjadi penghafal Alquran dan tetap mampu menjaga hafalannya. Salah satunya adalah   Nurfadilah Al Adabiah mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Mataram (Unram).


NASRI BOEDJANA-MATARAM


Saat koran ini tengah berbincang-bincang dengan  Wakil Dekan FK Unram dr Arfi Syamsun,di ruang kerjanya, seorang perempuan muda masuk ke ruangan itu. "Nah ini mahasiswi teladan kami dan akan menjadi calon dokter pilihan,"  kata dr Arfi Syamsun menunjuk perempuan muda ini. Dialah Nurfadilah Al Adabiah.

Nurfadilah tercatat mahasiswi semester 2 FK Unram. Dia lulusan  Madrasah Aliyah (MA)  Al Aziziyah Putri Kapek, Gunung Sari, Kabupaten Lobar. Perempuan 19 tahun tersebut ternyata salah satu diantara puluhan mahasiswi yang lolos beasiswa masuk FK Unram melalui jalur pondek pesantren (ponpes).

Nurfadilah tidak sekedar lulusan ponpes. Yang membuatnya istimewa, gadis  berkacamata tersebut hafidzah. Dia mampu menghafal Alquran 30 juz. Kelebihannya ini juga yang mengantarkannya dapat beasiswa bidik misi  khusus lulusan ponpes.

Fadila-sapaan akrabnya mulai menghafal sejak duduk di bangku SD di Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.  Dia dibimbing langsung oleh bapaknya seorang guru agama.  "Kalau saya tidak mau menghafal, bapak tidak akan sekolahin saya. Itu ancaman bapak dulu. Makanya dari sejak kelas 1 SD, saya  sudah mulai  menghafal,''tuturnya.

[postingan number=3 tag=”boks”]

Selepas SD, Fadila melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren (Ponpes)  Al- Aziziyah tahun 2010 lalu. Disini, dia masuk MTs. Ponpes Al-Aziziyah sendiri dikenal sebagai salah satu ponpes pencetak tahfidz di NTB.  Disini, Fadila semakin intensif menghafal Alquran. Selama 6 tahun di ponpes, ini  Fadila  berusaha menuntaskan hafalannya hingga 30 juz. Saat menghafal, ada masa-masa berat. Saat menghadapi ujian semester, konsentrasinya terpecah antara belajar dan menghafal. Padahal kegiatan menghafal harus dilakukan setiap hari bahkan setiap saat.'' Memang terkadang sangat merasakan kesulitan ketika mau menjelang ulangan semester sejak duduk di bangku MTs hingga MA. Cobaan pasti akan datang,'' terangnya.

Baca Juga :  Kemenpora – Unram Siapkan 25 Beasiswa Prodi Pariwisata Halal

Namun dengan ketekunan, Fadilah bisa menyelesaikan hafalannya. Fadilah pernah mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)  saat duduk di bangku MA. Namun sayang, dia belum beruntung sebagai juara.

Begitu ada program penerimaan mahasiswa baru FK Unram melalui jalur khusus, dia pun akhirnya terpilih.  Bagi Fadila, duduk di bangku kuliah justru tantangannya semakin berat. Tugas-tugas kuliah  yang mesti diselesaikan cukup banyak. Tenaga dan pikirannya terkuras untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah itu. Apalagi dia masih tergolong mahasiswa baru. Karena padatnya tugas-tugas ini juga, beberapa rekannya yang juga seorang penghafal Alquran kesulitan. Hafalannya berkurang. Pengalaman ini juga dialami rekan Fadila, Abdul Thalib yang juga hafidz. Thalib  mengaku sangat kesulitan menyeimbangkan kondisinya yang cukup berat itu. Buktinya Thalib semakin menurun hafalannya yang dulunya 17 juz, kini setelah dia jadi mahasiswa FK justru menurun menjadi 10 juz.

Baca Juga :  Mengenal Afid Fitrah, Dokter Muda yang Jago Sulap

Thalib salut dengan Fadila yang mampu tetap mempertahakan  hafalannya hingga 30 juz.  Fadila sendiri mampu   menyeimbangkan kuliahnya dengan  tetap menghafal Alquran 30 juz itu. Di waktu-waktu tertentu, Fadila tetap berupaya mengulang hafalannya. 

Dia mengikuti  anjuran kedua orangtuanya, bahwa waktu yang  tepat untuk dimanfaatkan belajar dan menghafal itu adalah setelah selesai shalat Maghrib, Isya dan Subuh. Karena itu, di waktu-waktu ini, Fadila  memanfaatkannya. Meskipun sesekali Dzuhur dan Ashar sering juga dia gunakan untuk mengulang hafalan dan pelajarannya. "Yang paling sering saya manfaatkan, ya itu yang tiga (waktu) itu," tuturnya sembari menebar senyum.

Ketika dia ditanya soal kedepannya karena saat ini dia masih semester bawah, Fadila hanya menjawab cukup fokus dengan yang sekarang saja. Menurutnya,  modalnya tetap istiqomah. Keitiqomahan yang diterapkannya, dia yakin akan melahirkan kekaromahan. Sehingga dia selalu tanamkan didalam hatinya. Tugasnya saat ini adalah mengerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban. "Ya diantaranya seperti belajar, berbakti pada kedua orangtua, menjauhi larangan Tuhan kita, yang itu sudah" tutupnya (*)

Komentar Anda