Numpang Ujian, Bisa Ganggu Psikologis Siswa

DAMPAK UNBK: Pelaksanaan UNBK yang mengharuskan siswa menumpang ke sekolah lain dikhawatirkan berdampak pada psikologis siswa (Dok/Radar Lombok)

JAKARTA – Numpang ke sekolah lain untuk menyelenggaraan ujian nasional (UN), bukan sebuah kondisi ideal.

Kemendikbud harus bisa menekan potensi negatif numpang ujian ini. Diantaranya adalah ganguan psikologis peserta saat ujian berlangsung.

Pakar psikologi UIN Syarif Hidayatullah Dr Gazi Saloom menegaskan kondisi yang ideal itu ketika ujian akhir dilaksanakan di sekolah sendiri. Dengan menumpang ujian ke sekolah lain, Gazi menjelaskan potensi siswa mengalami gangguan psikologis pasti ada. ’’Apalagi ke sekolah barunya saat ujian akhir,’’ katanya  Jumat kemarin (6/1).

Dia menjelaskan secara alamiah setiap manusia pasti memerlukan penyesuaian ketika menempati tempat, suasana, dan orang-orang baru. Dia berasumsi bahwa siswa yang menumpang di sekolah lain untuk UNBK, di sekolahnya sendiri tidak memiliki komputer. ’’Kalau sekolahnya punya komputer, tentu tidak akan numpang,’’ tandasnya.

Dia berharap siswa yang akan numpang ke sekolah lain, diberi kesempatan percobaan, simulasi, atau tryout di sekolah yang bakal ditumpangi. Selain untuk pengenalan lingkungan sekolah, juga untuk mengenalkan sistem UNBK sendiri. Menurut Gazi, siswa yang pandai komputer sekalipun, tetap butuh dikenalkan dengan sistem UNBK. Sebab sistem UNBK menggunakan software (piranti lunak) khusus.

[postingan number=3 tag=”unbk”]

Dengan adanya ujicoba itu Gazi berharap siswa yang bakal numpang UNBK benar-benar sudah siap. Sehingga saat ujian berlangsung, mereka bisa fokus mengejarkan ujian. Kalaupun tidak ada ujicoba, dia berharap siswa diberi kesempatan memastikan lokasi sekolah dan bangku ujian sebelum hari H pelaksanaan UNBK.

Baca Juga :  Siswa SMPN 2 Mataram Juara Olimpiade Matematika

Psikolog Najelaa Shihab juga mengatakan numpang untuk UNBK pasti ada efeknya. Sebab siswa dihadapkan dengan lingkungan baru. ’’Tapi tergantung juga dengan masing-masing anak yang akan numpang ujian,’’ jelasnya. Misalnya ada anak yang cepat beradaptasi atau cuek dengan lingkungan baru.

Najelaa juga mengatakan persepsi siswa terhadap UN atau UNBK juga bisa menambah potensi grogi saat harus numpang ujian. Selain itu pengawas dan kondisi ruang ujian juga bisa menimbulkan efek psikologi peserta ujian. Dia menegaskan secara umum ujian numpang tidak seideal ujian di sekolah sendiri.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, mereka sudah memikirkan potensi gangguan saat peserta UN numpang ke sekolah lain. Nizam bahkan mengatakan Kemendikbud sudah menyiapkan agenda simulasi UNBK untuk siswa yang nanti numpang ujian. ’’Simulasinya dilaksanakan di sekolah yang akan ditumpangi,’’ tuturnya.

Namun sampai sekarang Nizam belum bisa memastikan kapan simulasi itu akan digelar. Sebab sampai sekarang Kemendikbud masih membuka pendaftaran sekolah yang siap menyelenggarakan UNBK. Guru besar UGM Jogjakarta itu berharap dinas pendidikan segera menuntaskan pendataan sekolah yang siap menjalankan UNBK.

Baca Juga :  96 Siswa MAN Cedekia Masuk Hari ini

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan arti penting UN untuk dunia pendidikan di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang membahas kemungkinan untuk pengunaan hasil UN sebagai salah satu pertimbangan utama masuk ke perguruan tinggi. Yang tidak kalah penting UN tetap akan dijadikan sebagai pemetaaan dunia pendidikan.

”Yang penting adalah menjaga semangat belajar dari pada murid murid kita. Supaya tetap terjaga kualitasnya,” ujar JK di kantor wakil presiden kemarin (6/1).

JK sejak awal memang mendukung UN tetap dijalankan ditengah pro dan kontra.

Terkait dengan penggunaan komputer dalam ujian nasional, JK menuturkan bahwa langkah tersebut akan memudahkan dalam pelaksanaan UN. Pada tahun ini ada rencana untuk memperluas cakupan sekolah yang UN-nya menggunakan komputer. ”Ini sudah dua tahun dijalankan. Sejak zaman Pak Anies (Mendikbud Anies Baswedan) sudah jalan,” jelas dia.

Dia pun berharap Mendikbud Muhadjir Effendy bisa mengawal pelaksanaan UN dengan lebih baik lagi. apalagi, UN melibatkan jutaan siswa mulai dari jenjang SD hingga SMA sederajat. ”Pasti dikbud akan mempersiapkan dengan betul pelaksanannya. Kita harapkan dikbud merencanakan dengan baik,” ujar JK. (wan/jun)

Komentar Anda