
SELONG – Bencana gempa meningkatkan solidaritas antar sesama. Kemarin misalnya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NU bekerjasama dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) NTB datang ke Sambelia Lombok Timur membawa bantuan.
BACA JUGA: Jokowi Minta Rumah Korban Gempa Segera Dibangun
NU dan warga Tionghoa membawa bantuan Sembako dan berbagai kebutuhan para korban menggunakan dua unit mobil truk. Ikut juga mendampingi bantuan yang cukup banyak ini para tenaga medis dari Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram. Bantuan disebar di pos-pos penanganan yang ada di Sambelia diantaranya di kantor Desa Sambelia dan pos pengungsi di Obel-Obel. “ Ini bentuk solidaritas kami, “ ungkap Steven, perwakilan warga Tionghoa yang hadir. Bantuan datang sekitar pukul 16.00 Wita. Di Obel-Obel, rombongan sempat masuk ke kampung penduduk yang rumahnya hancur karena gempa. Bantuan yang diberikan diantaranya pakaian layak pakai, kebutuhn dapur dan lain-lain. Bantuan yang juga datang dari SHRIMP Club Indonesia & Lombok.
Dari NU NTB hadir Ketua PWNU TGH. Ahmad Taqiuddin Mansyur dan sekretarisnya, H. Lalu Winengan. Hari ini bantuan serupa dikirim ke korban yang ada di wilayah Sembalun. “ Korban bencana harus diperhatikan oleh kita semua,” kata Sekretaris PWNU NTB H. Lalu Winengan.
Sementara itu gempa bumi yang terjadi Minggu (29/7) lalu menyebabkan 60 orang pendaki Gunung Rinjani masih terjebak di Danau Segara Anak hingga saat ini. Mereka belum bisa kembali karena jalur pendakian tertutup akibat longsor. Bahkan satu dari pendaki itu dikabarkan meninggal dunia, Muhammad Ainul Taksim, warga Makasar Sulawesi Selatan. Proses evakuasi para pendaki akan melibatkan pasukan Kopassus TNI bekerjasama dengan Basarnas, BPBD, TNGR dan pihak terkait lainnya.
BACA JUGA: Kopasus Diterjunkan Evakuasi Pendaki Gunung Rinjani
“ Memang dari data awal yang kita terima, ada sekitar 560 pendaki. Dari jumlah itu, sebanyak 60 orang memang betul-betul terjebak,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono kemarin.