NTB Urutan Tujuh Pasien Meninggal

H Lalu Gita Ariadi (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK )
H Lalu Gita Ariadi (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK )

MATARAM – Memasuki bulan Juli, wabah Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir di Provinsi NTB. Kota Mataram menjadi daerah yang terus menyumbang kasus positif Covid-19. 

Sekda Provinsi NTB, H Lalu Gita Ariadi menyampaikan, pada tanggal 1 Juli telah diperiksa 131 sampel. Hasilnya, 94 sampel negatif, 21 sampel ulangan positif, dan sisanya positif Covid-19. “Pasien baru positif Covid-19 sebanyak 15 orang,” terang Sekda, Rabu (1/7).

Sebanyak 15 kasus baru tersebut didominasi asal Kota Mataram mencapai 9 orang. Kemudian sisanya 2 orang dari Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa serta luar NTB masing-masing 1 orang. “Dari Mataram 9 orang. Sehingga total kasus positif Covid-19 hingga saat ini sebanyak 1.260 orang dari 13.136 spesimen yang telah diperiksa sejak Maret,” kata Sekda. 

Penambahan kasus positif, belum diimbangi dengan pasien sembuh. Misalnya saja data tanggal 1 Juli, pasien yang sembuh hanya 11 orang. Sementara jumlah pasien positif baru ada 15 orang. 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka mengungkapkan, jumlah pasien yang telah meninggal dunia cukup tinggi di NTB. “Total pasien meninggal 65 orang atau 5,1 persen. NTB urutan ke7 angka kematian tertinggi di Indonesia,” sebut Eka. 

Menurut Eka, hal itu bukanlah kabar yang menggembirakan. Namun masyarakat harus mengetahuinya agar lebih waspada. “Oleh karena itu, kelompok yang rentan seperti bayi dan Lansia harus dilindungi,” imbaunya. 

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah memberikan perhatian khusus terhadap kasus Covid-19 di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Pasalnya, kedua wilayah tersebut masih dalam kategori zona merah. 

Orang nomor satu di NTB itu menargetkan pada akhir Juli mendatang, Kota Mataram dan Lombok Barat harus mampu berubah menjadi zona hijau. Bagaimanapun caranya harus tercapai target tersebut. 

Untuk mencapai target, akan dibentuk tim khusus yang melibatkan Pemerintah Provinsi NTB, TNI, Polri, Pemkot Mataram dan Pemkab Lombok Barat. Tugas utamanya fokus melakukan pemantauan dan pengawasan serta melaporkan progres penangan Covid-19 di kedua wilayah itu setiap hari. “Saya harap tim khusus segera dibentuk. Setiap hari harus ada laporan yang saya terima. Supaya kita bisa segera mempercepat penanganan Covid-19 di dua wilayah ini,” ujar gubernur. 

Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah menilai, perkembangan penyebaran Covid-19 di Mataram dan Lobar menunjukan trend perkembangan yang mengkhawatirkan. Baik dari jumlah orang yang meninggal maupun orang yang terkonfirmasi positif. 

Untuk itu, penyebarannya tidak boleh dianggap sederhana. Apalagi dari minggu ke minggu menunjukkan kondisi Mataram sedang tidak baik-baik saja. “Hampir setiap hari ada yang meninggal, bukan hanya meninggal karena penyakit bawaan. Tapi juga tanpa komorbid,” kata Wagub. 

Oleh karena itu, penanganan Covid-19 untuk kedua wilayah tersebut diminta untuk difokuskan. Terutama di tempat keramaian seperti pasar. Kemudian destinasi wisata yang mulai dikunjungi, dan tempat- tempat layanan publik agar menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat.

Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid mengatakan, pihaknya sudah melakukan edukasi kepada masyarakat. Kegiatan tracing kepada orang positif juga terus dilakukan. “Kami juga meminta harus ada yang dihukum, seperti penutupan toko-toko yang tidak menerapkan protocol kesehatan. Begitu juga yang lain,” ujarnya. 

Menurut Fauzan, pemerintah bekerja keras melakukan berbagai langkah untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Namun semua itu akan berhasil apabila didukung oleh masyarakat. “Hukuman itu penting, agar mereka memiliki rasa iba terhadap usaha yang kita lakukan,” katanya. (zwr) 

Komentar Anda