NTB Tidak Ada Perjanjian Dagang dengan Israel

Fathurrahman (Faisal Haris/radarlombok.co.id)

MATARAM–Nilai ekspor produk-produk dari NTB ke Israel cukup tinggi. Tahun ini saja nilai ekspor ke Israel mencapai 400 ribu Dolar Amerika. Padahal Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tidak memiliki perjanjian dagang dengan Israel. “Pemda NTB Tidak ada perjanjian dagang dengan Israel,”kata Kepala Dinas Perdagangan NTB H Fahurrahman saat dikonfirmasi radarlombok.co.id, Minggu (23/8).

Fathurrahman menjelaskan, produk NTB memang tercatat berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) yang biasa disebut Certificate of Origin (COO). Dimana dalam sertifikat dinyatakan bahwa barang/komoditas yang diekspor berasal dari daerah/negara pengekspor. SKA digunakan untuk mengontrol laju ekspor di Indonesia sesuai Peraturan Menteri Perdagangan no 19 tahun 2019. “Provinsi NTB tidak pernah melakukan perjanjian dagang dengan pihak luar negeri karena sesuai Peraturan Presiden nomor 71 Tahun 2020 tentang tata cara persetujuan perjanjian perdagangan internasional, bahwa kewenangan tersebut ada di pemerintah pusat,”jelasnya.

Sampai bulan Juni 2020, lanjutnya, ekspor NTB terbesar masih berasal dari tambang sebesar 94, 12% dengan negara tujuan Filipina, Korea Selatan, Jepang dan China. Sedangkan non tambang dengan nilai 5,88% atau 5.490.840 dolar terbesar disumbang oleh komoditi perikanan dan kelautan (2,31%) dengan negara tujuan Malaysia, China, Australia dan Hongkong. Berikutnya berasal dari komoditi pertanian dan perkebunan (3,42%) dengan negara tujuan Perancis, Korsel dan Hongkong. Sisanya berasal dari kerajinan (0,15%) dengan negara tujuan Ameriksa Serikat, Jerman, Norwegia dan Israel. “Tahun ini nilai ekspor kita hampir 4,2 juta Dolar. Termasuk ekspor kerajinan olahan ke Israel,” terangnya.

Produk kerajinan olahan NTB yang diekspor ke Israel, mayoritas adalah keranjang buah. Ekspor terakhir dilakukan bulan Maret lalu sebelum Covid-19 melanda dunia. Untuk ekspor selanjutnya, saat ini masih terkendala pandemi Covid-19. Namun yang pasti, ekspor tahap pertama bulan Maret saja nilainya mencapai 400 ribu Dolar AS atau sekitar Rp 5,8 miliar. “Kita ekspor ke Israel pak. Karena itu pangsa pasar yang meminati. Ini peluang yang harus dimanfaatkan dan dioptimalkan,” ujar. 

Keranjang buah yang diminati negara Israel, terbuat dari rotan. Selama ini sentranya tersebar di berbagai daerah di Provinsi NTB. “Nilai ekspor 400 ribu Dolar itu banyak lho. Lokasi sentra produksinya di NTB ada dimana-mana. Pelaku usaha yang hubungkan antara UMKM pembuat dengan pasar di Israel,” tuturnya.(sal)

Komentar Anda