NTB Siap Lawan Rentenir Lewat Program “Mawar Emas”

H. Lalu Syafi'I (Faisal Haris/Radar Lombok)

MATARAM– Tidak sedikit masyarakat NTB yang tergiur dengan iming-iming yang ditawarkan rentenir meskipun sebenarnya mereka sadar bahwa bunga pinjamannya sangat tinggi. Bahkan bunga rentenir melebihi bunga pinjaman yang ditawarkan perbankan dan lembaga keuangan resmi lainnya.  Hingga akhirnya, masyarakat kemudian terjebak dalam kesulitan melunasi hutang-hutanynya dikarenakan bunga pinjaman yang tinggi.

 Untuk  melindungi masyarakat NTB dari jerat rentenir, Pemerintah Provinsi NTB bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Bank NTB Syariah dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) NTB akan melakukan pembekalan kepada para takmir masjid untuk mensukseskan program Melawan Rentenir Berbasis Masjid (Mawar Emas). Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses produk dan layanan keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah dengan menjadikan Masjid sebagai pusatnya. Hal itu disampaikan Asisten III Administrasi Umum Setda Provinsi NTB, H. Lalu Syafi’i memimpin rapat terkait pelaksanaan training bagi Takmir Masjid Tahap I guna Mendukung Program ‘Mawar Emas’ di Ruang Rapat Asisten III, Rabu (15/7/2020).

Baca Juga :  Imbau Pedagang Lewat Siaran Radio

 Kepala OJK Provinsi NTB, Farid Faletehan mengatakan, masyarakat diharapkan dapat mengikuti dan mengakses program Mawar Emas ini agar dapat mengembangkan usahanya dengan melibatkan Bank NTB Syariah dan lembaga keuangan. Khususnya pada daerah yang selama ini tidak pernah terjangkau oleh lembaga keuangan. “Semoga ini berjalan dengan lancar dengan sasaran masyarakat di daerah-daerah sekitar masjid yang selama ini mungkin tidak pernah terjangkau lembaga keuangan. Inilah saatnya kita membantu masyarakat kecil untuk mengembangkan ekonominya,” tuturnya.

Baca Juga :  Minimalisir Rentenir Melalui Inklusi Keuangan

 Senada dengan itu, Dr Hj Baiq Mulianah selaku Ketua MES NTB juga ikut mempersiapkan program ini karena merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat. Selain itu, program ini katanya dapat bersifat pilot project terlebih dahulu dan menjadi contoh bagi daerah lain. “Kita betul-betul mempersiapkan program ini, karena bersifat pilot project harus ada PIC dan contact person di masing-masing masjid,” jelasnya. (hms/sal)

Komentar Anda