MATARAM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Forecaster BMKG, Nur Siti Zulaichah, S.Tr, menjelaskan bahwa bibit Siklon Tropis 93S yang terdeteksi di Samudra Hindia, selatan Pulau Sumba, memberikan dampak signifikan terhadap kondisi cuaca di NTB.
“Bibit siklon ini memengaruhi cuaca dalam bentuk hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang. Gelombang laut juga diprediksi mencapai 1,25–2,5 meter di Selat Lombok bagian selatan dan Selat Alas bagian selatan, hingga 2,5–4 meter di Samudra Hindia selatan NTB,” ungkap Nur Siti Zulaichah saat dikonfirmasi Radar Lombok, Senin (9/12).
Hujan deras disertai kilat/petir dan angin kencang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah di NTB. Termasuk di Kabupaten Lombok Tengah tepatnya di Kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya. Kemudian di Kabupaten Lombok Timur tepatnya di Kecamatan Jerowaru. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Jereweh, Taliwang, Sekongkang. Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Gangga. Kota Mataram Mataram, Cakranegara, Selaparang, dan sekitarnya.
Dan dapat meluas ke wilayah Kabupaten Lombok Barat di wilayah Gerung, Kediri, Narmada, Sekotong, Labuapi, Gunungsari, Lingsar, Lembar, Batu Layar, Kuripan. Kabupaten Lombok Tengah Praya, Jonggat, Batukliang, Praya Timur, Janapria, Pringgarata, Kopang, Praya Tengah, Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Keruak, Pringgabaya, Aikmel, Wanasaba, Suwela, Labuhan Haji, Sakra Barat.
Berikutnya Kabupaten Sumbawa, yakni Lunyuk, Alas, Batu Lanteh, Alas Barat, Buer, Orong Telu. Kabupaten Sumbawa Barat antara lain di Seteluk, Brang Rea, Poto Tano, Brang Ene, Maluk. Kabupaten Lombok Utara yakni Tanjung, Kayangan, Bayan, Pemenang. Kota Mataram di wilayah Ampenan, Sekarbela, Sandubaya, dan sekitarnya.
“Curah hujan tinggi dapat menyebabkan jembatan tidak bisa dilalui, longsor, erosi tanah, banjir, dan terganggunya aktivitas masyarakat,” tambah Zulaichah.
Menurut BMKG, pola angin lapisan 3.000 kaki menunjukkan adanya daerah konvergensi (pertemuan angin) yang memicu pertumbuhan awan hujan di NTB. Meski demikian, bibit Siklon Tropis 93S diperkirakan bergerak ke arah barat daya menjauhi Indonesia dalam 24–72 jam ke depan.
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengambil langkah mitigasi. Mulai dari melakukan persiapan antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
“Selanjutnya lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah NTB,” katanya.
Dengan kondisi cuaca yang diperkirakan berlangsung hingga pukul 12:20 WITA, masyarakat NTB diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi potensi bencana. “Masyarakat diimbau terus memantau informasi cuaca dari BMKG dan tetap waspada terhadap perubahan kondisi,” pungkas Zulaichah. (rat)