NTB Pasok Bawang Putih Impor

Hj Putu Selly Andayani
Hj Putu Selly Andayani

MATARAM – Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Putu Selly Andayani aka menerima pasokan bawang putih impor masuk ke NTB. Pasalnya, kebutuhan bawang putih di NTB cukup banyak, sementara harga bawang putih lokal sangat tinggi.

“Dalam waktu dekat kita akan menghadapi puasa Ramadhan, maka pasokan bawang putih impor itu tujuannya adalah untuk menstabilkan harga,” kata Selly Andayani, Sabtu (30/3).

Dijelaskannya, harga bawang putih saat ini cukup tinggi sudah diatas Rp 30 ribu per kg. Mestinya harganya tidak setinggi itu untuk bawang putih impor, melainkan biasanya hanya berkisaran Rp 15 ribu- Rp 18 ribu per kg. Maka dari itu pemerintah pusat meminta mengimpor bawang putih, agar kebutuhan jelang puasa Ramadhan tercukupi dan harga tetap stabil.

BACA JUGA: Penjualan BBM di Pertamini Rugikan Pertamina ?

“Takutnya nanti inflasi tinggi, gara-gara harga bawang putih naik. Kalau urusan bahan pokok (bapok) kita tidak bisa menolak,” terangnya.

Menurut Selly, dengan harga bawang putih mahal ini tentunya bisa memicu terjadinya lonjakaninflasi. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Disdag menerima masuknya bawang putih impor ke NTB. Bawang putih impor yang masuk ke NTB merupakan ex impor, mengingat di NTB tidak ada pelabuhan impor.

Bawang putih impor masuk ke NTB untuk memenuhi tingginya permintaan pasar akan bawang putih lebih murah dibandingkan dengan bawang putih lokal. Selain itu ketersediaan bawang putih lokal tidak mencukupi kebutuhan dalam daerah sendiri.

Harga bawang putih lokal itu bisa mencapai Rp 60 ribu per kg hingga Rp 80 ribu per kg. Kalau bawang putih impor itu harganya harusnya diangka Rp 15 ribu per kg sampai Rp 18 ribu per kg, tapi sekarang naik sudah sampai Rp 30 ribu per kg.

BACA JUGA: Kantong Plastik Berbayar Berlaku, Peluang untuk UMKM

Sebelumnya Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB mengklaim ketersediaan bawang putih di NTB surplus. Namun harga bawang di pasar justru cukup tinggi, sehingga masyarakat beralih menggunkan bawang putih impor dibandingkan dengan bawang putih lokal.

Kepala Distanbun Provinsi NTB H Husnul Fauzi menyebut bahwa hasil produksi bawang putih di NTB pada tahun 2018 mencapai 19 ribu ton dan surplus mencapai 7.500 ton, dengan kondisi ini tak perlu ada bawang impor yang masuk ke NTB.

“Kalau bawang putih memang masih dibutuhkan di Indonesia, tetapi didaerah kita surplus,” katanya. (cr-dev)

Komentar Anda