
MATARAM – Sebanyak 384 jemaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, secara resmi diberangkatkan menuju Tanah Suci pada Jumat dini hari (2/5). Ini menjadi kloter pertama (Kloter 1) dari Embarkasi Lombok tahun ini yang diterbangkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA5101 dan pesawat jenis Boeing 777-300ER.
Rombongan jemaah yang terdiri dari 209 laki-laki dan 175 perempuan tersebut sebelumnya disambut secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB, Zamroni Aziz, di Aula Bir Ali 2 Asrama Haji Embarkasi Lombok. Penyambutan juga dihadiri oleh Plt Asrama Haji serta panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
“Sesuai jadwal, jemaah akan diberangkatkan pada Jumat pukul 01.50 WITA dari Bandara Internasional Lombok (LOP) menuju Bandara Madinah (MED),” ujar Zamroni Aziz, Kamis (1/5).
Kloter pertama ini mencatat sejumlah fakta menarik. Jemaah termuda berusia 21 tahun atas nama Ahmad Aripin Mansyur asal Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar.
Sementara, jemaah tertua berusia 90 tahun, yakni Sautin Aget asal Sekotong, serta Satemah Narima dan Ismail Ridwan, keduanya berasal dari Jembatan Kembar. Sebanyak 92 orang dari total jemaah masuk dalam kategori lanjut usia (lansia), dan lima orang tercatat menggunakan kursi roda, yakni Sahrim Sulaiman dari Sekotong, Musib Paharudin dan Le Hantik Mawardi dari Gerung. Kemudian Dirasih Durasit dari Narmada dan Inaq Saimah Janurah dari Lingsar
Lebih jauh Zamroni merinci sebaran jemaah berdasarkan kecamatan di Lobar. Dari Gerung sebanyak 54 orang, Gunung Sari 20 orang, Kediri 31 orang, Kuripan 16 orang, Labuapi 69 orang, Lembar 31 orang, Lingsar 56 orang, Narmada 80 orang, dan Sekotong 27 orang
Para jemaah akan didampingi oleh 8 orang petugas, yang terdiri dari 1 orang Ketua Kloter (TPHI), 1 orang Pembimbing Ibadah (TPIHI), 2 orang Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), dan 3 orang Petugas Haji Daerah (PHD) serta 1 orang dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU)
Kepala Tim Kesehatan Haji dari Balai Kekarantinaan Kesehatan Mataram, Suparlan, mengungkapkan bahwa dari total 390 jemaah yang diperiksa (termasuk petugas), 91,54 persen masuk dalam kategori risiko tinggi (risti).
Rinciannya 140 orang risti berat usia lebih dari 60 tahun dan berpenyakit. Selanjutnya 211 orang risti sedang usia 60 tahun dan berpenyakit. Lalu 6 orang risti sehat usia lebih 60 tahun tapi tanpa penyakit. Dan 33 orang risti lainnya.
“Meski jumlah risti sangat tinggi, kunjungan ke poliklinik hanya 24 orang, dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Dari hasil penilaian istitha’ah kesehatan, sebanyak 71 orang dinyatakan istitha’ah dari total 390 orang. Namun demikian, seluruh jemaah dinyatakan layak terbang setelah dilakukan pemeriksaan akhir hingga pukul 17.30 WITA.
“Alhamdulillah, semua jemaah dinyatakan layak terbang dan siap menunaikan ibadah haji,” pungkas Suparlan. (rat/adv)