NTB Butuh Rumusan Grand Desain Majukan Pariwisata

PARIWISATA
LIBURAN : Sejumlah wisatawan lokal menikmati liburan di Gili Trawangan, Lombok Utara.

MATARAM – Pariwisata NTB di tengah kondisi global pandemi Covid-19 dan kini masuk varian baru Omicron sedikit sulit untuk bisa maju. Di tengah kondisi seperti sekarang pariwisata NTB belum mempunyai grand desain secara umum bagaimana memajukan pariwisata kedepannya seperti apa.

“Persoalan kita secara global pandemi, kemudian masih belum punya grand desain atau rencana besar pariwisata akan ke arah mana,” kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Ari Garmono, kepada Radar Lombok, Ahad (26/12).

Menurut Ari, untuk membuat grand desain pariwisata NTB ini membutuhkan masterplan karena memang tidak mudah. Apalagi dalam keadaan pariwisata dilanda pandemi Covid-19. Bahkan diantaranya, banyak dikeluhkan oleh industri pariwisata, sekarang bagaimana menghidupkan kembali pariwisata NTB, melihat kondisi semakin membaik.

Baca Juga :  Dari Uniti College Menuju Negeri Melaka

“Masterplan membutuhkan klaster dan klaster membutuhkan inventarisasi. Nah ini mungkin jadi PR besar (pekerjaan rumah) kita di pariwisata NTB,” tuturnya.

Dikatakan, NTB sudah harus mulai inventarisasi potensi pariwisata sejak dari level terbawah, seperti desa wisata. Mengingat sekarang banyak muncul desa-desa wisata, meskipun sebenarnya belum bisa disebut sebagai desa wisata jika hanya menyediakan spot foto dan lainnya. Klaster-klaster desa wisata juga harus diperjelas, tidak semua desa wisata itu semestinya pada grade yang sama. Karena tidak semua juga punya highlight kepariwisataan yang sebanding dengan desa-desa wisata lainnya.

Saat ini untuk meningkatkan daya tarik atau menjual pariwisata, juga harus dipikirkan mengenai fasilitas. Tidak hanya melulu pada view atau pemandanagan alami yang disuguhkan, tapi bagaimana penataan kawasan wisata yang ada termasuk desa wisata.

Baca Juga :  Menpar Kritik Pariwisata NTB

“Hal itulah yang harus menjadi pertimbangan, dengan harapan ada peningkatan kunjungan wisatawan di destinasi NTB,” ujarnya.

Terlebih seiring dengan perbaikan pariwisata NTB ditambah semakin melandainya kasus Covid-19 menjadi awal industri pariwisata recovery kondisi. Apalagi jika benar-benar pulih pariwisata, karena berwisata nantinya adalah kebutuhan setiap orang yang sudah maju dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dasarnya.

“Dengan perkembangan penduduk dunia yang semakin pesat, perekonomian tumbuh, pendapatan perkapita meningkat, kasus Covid-198 tidak ada lagi, maka penduduk di semua negara akan butuh berwisata,” ungkapnya. (dev)

 

 

Komentar Anda