NTB Butuh Forum Ekspor Perluas Pasar Luar Negeri

MATARAM – Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sejumlah produk unggulan yang memiliki potensi besar untuk masuk pasar ekspor sejumlah negara. Hanya saja, selama ini, ekspor produk unggulan NTB, harus melalui daerah lain, seperti Bali, Jakarta dan Surabaya. Hal tersebut disebabkan, masih banyaknya kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha eksportir asal NTB.

Melihat banyaknya kendala tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB mengajak turut serta Dinas Perdagangan (Disdag) NTB untuk belajar ke Kantor Perwakilan BI dan Disperindag Daerah Istimewa Yogyakarta, bagaimana memberikan kemudahan kepada pengusaha eksportir NTB, tidak berbelit, sehingga produk lokal bisa langsung diekspor melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) Lombok seperti yang dilakukan oleh pengusaha DIY.

Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji, bersama perwakilan Disdag NTB dan tim, melakukan studi tiru, yang diterima oleh Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Harso Utomo dan Kepala Disperindag DIY Syam Ajayanti, Jumat (6/1).

Heru Saptaji mengatakan untuk mendorong peningkatan ekspor produk unggulan NTB, maka dibutuhkan sebuah lembaga, yakni Forum Ekspor. Keberadaan forum ekspor NTB ini nantinay diharapkan bisa memfasilitasi para pengusaha eksportir.

“Forum Ekspor ini sudah ada di DIY, dan kami berharap bisa sharing terkait keberadaan forum ekspor yang sudah terbentuk. Karena kami di NTB juga mulai membentuk Forum Ekspor untuk mempermudah para pelaku usaha eksportir,” kata Heru Saptaji.

Menurut Heru, saat ini NTB perlu ada pengembangan ekspor non tambang yang harus didorong. Karena, beberapa tahun terkahir ini, sudah dilakukan. terdapat tujuh komoditas produk unggulan ekspor NTB yang diminta buyer luar negeri, seperti vanili ke Amerika Serikat, Kopi robusta ke Italia, Kanada, Korsel, Arab Saudi dan Turki. Sarang burung walet, ikan segar, rumput laut, mutiara , kerajinan ketak, ke Mesir, Turki da Timur Tengah.

“DIY puya pengalaman luar biasa dan memberikan inspriasi dalam meningkatkan kualitas ekspor. Forum ekspor yang memfasilitasi pengusaha untuk ekspor di DIY,” ujar Heru.

Sementara itu, Kepala Disperindag DIY Syam Ajayanti, menuturkan jika pada awalnya pengusaha eksportir asal Yogyakarya melakukan ekspor melalui Bali. Namun seiring adanya pandemi Covid-19, justeru menjadi awal Bandara Internasional DI Yogyakarta menjadi pilihan bagi pengusaha lokal memanfaatkan layanan ekspor, setelah Gubernur DIY memberikan kemudahan dan servis cepat untuk ekspor.

“Sebelumnya ekspor DIY lewat Bali, namun saat pandemi pengriman ekspor sempat turun dan justeru menjadi berkah. Karena pengusaha mulai memanfaatkan Bandara Yogayakrta lewat ekspor ke sejumlah negara tujuan,” ujarnya.

Syam menyebut, produk unggulan yang diekspor pengusaha DIY, masih didominasi produk kerajinan, tekstil, seperti batik. Bahkan, saat pandemi Covid-19, di mana ekspor pengusaha DIY melalui Bandara Internasional DIY, nilai ekspor meningkat drastis. Dengan demikian, pandemi Covid-19 membawa berkah, memulai pengusaha melakukan ekspor melalui Bandara di DIY.

“Memang masih belum lengkap fasilitas yang didapatkan pengusaha untuk ekspor melalui Bandara DIY, tapi perlahan pihak bandara akan melengkapi sejumlah fasilitas,” katanya. (luk)