NTB Belum Optimal Garap Potensi Rumput Laut

Ilustrasi Rumput Laut

MATARAM—Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) belum mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang begitu luas untuk budidaya rumput laut di Provinsi NTB. Dari 35 ribu hektar luas areal budi daya rumput laut di perairan laut di NTB yang bisa dimanfaatkan baru 25 persen.

Kepala Bidang Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Sasi Rustandi mengakui jika pihaknya belum maksimal dalam mendorong petani rumput laut dalam memperluas areal lahan produksi.

“Potensi pengembangan lahan produksi rumput laut sangat besar di NTB. Hanya saja, karena persoalan harga yang belum menjanjikan, petani cukup banyak juga yang beralih ke pekerjaan lain,” kata Sasi Rustandi Selasa kemarin (7/3).

Kendati demikian, lanjut Sasi, jika melihat realisasi produksi rumput laut di Provinsi NTB pada tahun 2016 yang tembus diangka 1.080 ton menunjukan melampaui target. Dimana target produksi rumput laut di tahun 2016 sebanyak 850 ton. Untuk tahun 2017 ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB menargetkan produksi rumput laut sebanyak 950 ton.

Baca Juga :  Potensi Zakat belum Digarap Maksimal

[postingan number=3 tag=”ekonomi”]

Dari jumlah realisasi produksi rumput laut yang mencapai 1.080 ton pada tahun 2016, sebagian besar produksi berada di kawasan pesisir Kabupaten Sumbawa yang mencapai 500 ton lebih, kemudian disusul Lombok Timur sebanyak 170 ton, Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Lebih lanjut Sasi mengatakan yang menjadi peroalan petani rumput laut di NTB adalah maslah harga jual yang tergolong masih sangat murah. Dimana harga jual rumput laut Rp7 ribu hingga Rp9 ribu /kg. Akibat harga yang begitu murah, menjadikan petani rumput laut kurang termotivasi. Begitu juga dengan penjualan rumput laut untuk pasar ekspor juga harganya kurang begitu menguntungkan petani.

Baca Juga :  Tol Laut Perkuat Ekonomi Dompu

Karena itu, sambung Sasi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB lebih mengarahkan produksi rumput laut dimanfaatkan untuk produk olahan. Seperti kue, dan produk olahan lainnya yang bisa memberi nilai tambah.

“Sudah ada 60 UKM yang produk makanan berbahan rumput laut, seperti tortila, dodol, sabun, kripik. Kami di DKP NTB terus memberikan pendampingan dalam bentuk peningkatan kualitas produk. Melakukan pelatihan dan bantuan sarana prasaran,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda