Nomor 4, Era BARU, Industri 4.0, Menang!

NOMOR URUT: Calon Wali Kota Mataram dan Wakil Wali Kota Mataram, H Baihaqi-Hj Diyah Ratu Ganefi (BARU), terlihat sumeringah saat membawa nomor urut 4.

MATARAM—Malam pencabutan nomor urut pasangan calon (Paslon) Pilkaa Kota Mataram, begitu bermakna bagi Paslon H Baihaqi-Hj Diyah Ratu Ganefi (BARU). “Inilah nomor terbaik untuk kami,” kata Calon Wali Kota Mataram, H Baihaqi, kemarin (28/9).

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) NTB periode 2015-2019 itu menuturkan dari awal memang tidak menarget secara khusus harus dapat nomor berapa. “Kalau nomor berapa tidak ada, karena semua nomor saya rasa baik,” tuturnya.

Tetapi dia mengungkapkan sempat berdoa, begitu detik-detik tangannya melayang masuk ke dalam kotak undian. “Saya ingin nomor yang saya pegang itu nomor terbaik,” terangnya.

Ternyata begitu dibuka angka itu adalah nomor 4, dan Aqi sapaan akrabnya, sempat tercenung sejenak melihat nomor itu. “Doa kami terkabul, dan itu nomor 4,” ungkapnya.

Aqi yakin tidak ada kebetulan di setiap peristiwa kehidupan. Termasuk saat memperoleh nomor urut 4. Ndilalah (tiba-tiba), angka itu ternyata begitu akrab dengan dirinya.

Selama sosialisasi langsung atau melalui baliho, Aqi tidak pernah lepas dari nomor 4. Angka itu bahkan telah muncul sebelum mengetahui dia akan ada di urut nomor 4. “Setiap bertemu warga, saya selalu bicara tentang industri 4.0 untuk membawa Mataram ke perubahan besar,” ungkapnya.

Aqi berkomitmen membuat lompatan besar membawa Kota Mataram lebih maju, nyaman, dan beradab. Ia yakin dengan dukungan semua pihak yang menginginkan Ibu Kota Provinsi NTB bersinar terang. “Sebagai putra Mataram, saya ingin memberikan karya terbaik saya buat tanah kelahiran saya,” katanya dengan suara bertenaga.

Sementara Juru Bicara BARU, Lalu Fahrurrozi menyebut warga ibu kota tengah diajak berani melihat masa depan Kota Mataram sebagai daerah internasional. “Berani bermimpi besar, Mataram sebagai kota internasional,” katanya.

Tetapi bukan mimpi di siang bolong. Melainkan mimpi didasari potensi NTB. “Iya karena Mataram itu Ibu Kota Provinsi. Sehingga kalau bicara NTB, ya bicara Ibu Kota Provinsinya,” ulasnya.

MotoGP, KEK Mandalika, Kawasan Tiga Gili, Kawasan Samota, berbagai destinasi pantai dan alam, serta budaya melimpah di NTB, menggiring setiap orang luar akan melihat ibu kota provinsi. “Kota Mataram etalase NTB,” tegasnya.

Mengemas Kota Mataram sebagai kota internasional, membutuhkan keberanian cita-cita luar biasa. “Tidak cukup dengan cara-cara biasa, Mataram telah ditakdirkan sebagai kota internasional,” terangnya.

Cita-cita dan gagasan besar harus ditunjang perbaikan di segala lini. “Kita harus benahi fasilitas agar berkelas dunia, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, pedestrian, ruang terbuka hijau, transportasi publik,” urainya.

Dan itu kata Ojie, hanya bisa dilakukan calon pemimpin yang punya keilmuan di bidang itu. “Beliau arsitek dan telah banyak berdiskusi tukar gagasan dengan berbagai pemikir di berbagai belahan dunia,” ulasnya.

Saat ini adalah kesempatan emas bagi Kota Mataram membuat lompatan besar. ”Ingat sekarang era industri 4.0, bukan lagi saatnya berfikir 2.0, atau di bawahnya lagi,” tegasnya.

Terkait nomor urut 4 yang diperoleh Baihaqi, Ojie menyebut tidak ada makna khusus atau filosofis untuk itu. “Saya bukan penafsir nomor yang baik,” celetuknya, sembari tersenyum.

Tetapi secara fisik dan kemudahan kontak, nomor itu paling dekat dengan pemilih. Posisinya nomor 4, ada di posisi paling kanan. “Tangan kanan para pencoblos tidak perlu bergeser untuk menentukan pilihan,” pungkasnya. (dir/adv)

Komentar Anda