MATARAM — Badan Pusat Statistik (BPS) NTB melaporkan nilai ekspor Provinsi NTB pada bulan Juli 2023, melonjak drastis, mencapai sebesar US$ 84,11juta. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 2.994,52 persen, dibandingkan keadaaan bulan Juni 2023 yang sebesar US$ 2.718.119.Kepala BPS Wahyudin mengatakan meningkatnya jumlah ekspor NTB pada bulan Juli 2023 ini.
Karena didorong adanya aktivitas ekspor tambang yang dilakukan oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).”(Ekspor) tambang yang paling besar. Sebanyak 98 persen nilai ekspor NTB berasal dari komoditi tambang. Berbeda halnya pada bulan April, Mei dan Juni, ketika NTB tidak lagi mengekspor tambang. Benar-benar nol dia (ekspor tambang, red),” ungkap Wahyudin dalam rilis BPS di Mataram, Selasa (15/8).Wahyudin menjelaskan jika PT AMNT tidak melakukan ekspor tambang, maka nilai ekspor NTB akan cenderung kecil, bahkan nyaris anjlok.
Pasalnya, perpanjangan izin ekspor hanya diberikan pemerintah dari tahun 2022 hingga Maret 2023 lalu. Bulan selanjutnya izin ekspor PT AMNT dicabut.”PT AMNT tetap berproduksi, hanya saja ekspornya yang tidak ada, karena tidak ada izin ekspor. Walaupun sebenarnya izin ekspor tersebut, sudah diberikan tambahan oleh pemerintah sejak 2022 sampai Maret 2023,” terangnya.
Namun setelah PT AMNT mendapatkan persetujuan ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, yang mulai berlaku sejak 24 Juli 2023 lalu. Nilai ekspor NTB kembali naik, meski belum mencapai level ketika April 2023.”Harusnya kan mereka tahun 2021 harus sudah buat smelter. Dan 2022 serta 2023 menggunakan itu. Jadi tidak ada lagi eks hasil pertambangan bahan baku yang konsentrat ataupun mineral itu tidak ada lagi.
Sehingga dikasih kesempatan sampai Maret untuk izin ekspor,” jelas Wahyudin.Wahyudin menyebut nilai ekspor Provinsi NTB Bulan Juli 2023 menurut negara tujuan menunjukkan Jepang menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar, yaitu US$ 55.322.893 atau sekitar 65,77persen. Disusul Korea Selatan menjadi negara kedua dengan nilai ekspor tertnggi sebanyak US$ 27.149.668 atau sekitar 32,28 persen. Berikutnya Negara Cina yaitu sebesar US$ 621.233 atau sekitar 0,74 persen.
Nilai ekspor Provinsi NTB bulan Juli 2023 tertinggi ke empat ditujukan ke Hongkong dengan nilai US$ 138.101 atau sekitar 0,57 persen, dan kelima ditujukan ke Thailand dengan nilai US$ 242.421 atau sekitar 0,16 persen. Nilai ekspor Provinsi NTB ke Negara lain hanya mencapai 0,48 persen dari total ekspor.Adapun kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan Juli 2023 adalah Barang Galian/Tambang Non Migas sebesar US$ 81.394.554 (96,77), Perhiasan / Permata sebesar US$ 1.729.975 (2,06 persen), Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 426.520 (0,51 persen), Biji-bijian berminyak sebesar US$ 415.536 (0,49 persen), serta Kopi, Teh, Rempah-rempah sebesar US$ 113.692 (0,14 persen).”Sebanyak 96,77 persen barang galian/tambang non Migas dari NTB ditujukan ke Negara Jepang dan Korea Selatan,” bebernya.Sejalan dengan nilai ekspor NTB yang semakin melejit.
Wahyudin menyatakan pada bulan Juli 2023, nilai impor NTB juga mengalami kenaikan sebesar 141,98 persen menjadi US$ 92,55 juta, dibandingkan dengan impor bulan Juni 2023 yang sebesar US$ 38,25 juta.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Barat Bulan Juli 2023 mengalami kenaikan 627,50 persen. Dimana nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Bulan Juli 2022 sebesar US$ 12.722.263,” sebutnya.Wahyudin mengungkapkan nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Barat Bulan Juli 2023 terbesar berasal dari Cina dengan nilai US$ 40.662.789 atau sekitar 43,93 persen. Kemudian Swedia dengan nilai US$ 18.044.041 atau sekitar 19,50 persen, Jerman dengan nilai US$ 16.239.637 atau sekitar 17,55 persen, Jepang dengan nilai US$ 7.210.080 atau sekitar 7,79 persen, dan Amerika Serikat dengan nilai US$ 3.936.316 atau sekitar 4,25 persen.Sedangkan pada Bulan Juni 2023 terbesar berasal dari Cina dengan nilai US$ 25.847.607 atau sekitar 67,58 persen. Jepang dengan nilai US$ 6.059.369 atau sekitar 15,84 persen, Amerika Serikat dengan nilai US$ 2.955.745 atau sekitar 7,73 persen, dan Filipina dengan nilai US$ 1.350.697 atau sekitar 3,53 persen.
“Kelompok komoditas impor dengan nilai terbesar pada Bulan Juli 2023 adalah mesin-mesin/pesawat mekanik (70,83 persen), mesin/peralatan listik (16,83 persen), karet dan barang dari karet (7,67 persen), serta kendaraan dan bagiannya (2,16 persen),” tutupnya.
Sementara Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Wirajaya Kusuma menambahkan dengan sudah keluarnya izin ekspor dari PT AMNT. Diharapkan semakin memperkuat posisi NTB sebagai daerah yang memiliki kualitas pertumbuhan ekonomi yang bagus. Pasalnya, ekspor NTB sempat anjlok sampai 90 persen pada bulan Juni 2023 lalu.“Selama ini kan belum mendapat izin (Izin ekspor dari Kemendag RI, red).
Dari izin ekspor ini, setidaknya ada kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi kita. Terutama kepada kapasitas fiskal kita,” singkatnya. (rat)